Setiap manusia pasti pernah merasakan yang namanya sedih, banyak sebab tentunya, bahkan Rosullullah-pun beberapa kali tercatat sangat sedih, sedih ketika ditinggal meninggal kakeknya Abdul Muthalib juga istri tercintanya, Siti Khadijah. Berbeda dengan kita yang manusia biasa, begitu Rosulullah sedih, Ia langsung dihibur oleh Allah dengan berbagai kuasanya.
Kesedihan yang dimiliki oleh setiap orang tentu beragam, kesedihan kita bisa jadi terasa ringan bagi teman kita, namun pada saat yang sama kesedihan teman kita akan terasa berat saat kita yang mengalaminya.
Era informasi dan teknologi saat ini membuat siapapun bisa "mengumumkan" kesedihannya, banyak medianya, facebook, instagram atau hanya sekedar beberapa detik saja memalui Instagram Story, siapapun bisa melakukannya.
Namun, pernahkah kita melihat seseorang yang terlihat selalu bahagia, Ia memang aktif di sosial media, tetapi tidak menunjukan kesedihan, kekecewaan dan keluh kesahnya disana. Mereka begitu bahagia, ya memang ada orang yang seperti itu, dan sudah seharusnya kitapun seperti itu. Kesedihan yang berlarut dan "mengajak" orang untuk ikut sedih adalah sebuah hal yang seharusnya tidak kita lakukan, justru dengan "menyembunyikan" kesedihan itu kita akan lebih bahagia, biarkan kita dan Allah yang tau tentang segala kesedihan itu. Jadi tugas selanjutnya adalah membahagiakan orang lain setelah sedih itu kita sembunyikan. Karena kebahagiaan yang sebenarnya adalah ketika bahagianya kita, menjadi kebahagiaan orang lain.