Ketua Balai Bahasa Indonesia (BBI) Amrih Widodo menyatakan bahwa keberadaan guru bahasa Indonesia di Australia saat ini sangat penting karena jumlahnya sudah menjadi kekhawatiran. Saat ini, bahasa Indonesia telah menjadi mata pelajaran wajib, terutama di tingkat sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi di Australia.
"Kehadiran guru bahasa Indonesia khususnya di ibu kota Australia, Canberra, sangat diperlukan," kata Amrih seperti yang dilaporkan oleh laman resmi Kemendikbud Ristek pada Sabtu (9/3/2024) dilansir dari Kompas.com.
Sebagai respons, pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah guru bahasa Indonesia di Australia. Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono menyatakan bahwa mereka akan terus berdiskusi dengan pemerintah Australia untuk mencari solusi agar kebutuhan akan guru bahasa Indonesia dapat terpenuhi.
"Ini adalah tanggung jawab kita bersama, dan kolaborasi seperti ini sangat dibutuhkan dalam konteks promosi bahasa Indonesia," ujar Siswo.
Selain masalah jumlah guru, salah satu hambatan dalam meningkatkan minat belajar bahasa Indonesia di Australia adalah kurangnya materi ajar yang sesuai dengan konteks pembelajaran di sana. Ketua BBI Perth, Danielle Horne, menyatakan bahwa untuk meningkatkan minat belajar bahasa Indonesia, diperlukan pendekatan yang menarik bagi siswa.
"Anak-anak perlu tahu untuk apa mereka belajar bahasa Indonesia. Sebagai contoh, anak-anak tertarik belajar bahasa Jepang karena mereka suka dengan manga, anime, yang membuat mereka ingin tahu bahasanya," ujar Danielle.
"Sementara untuk bahasa Indonesia mereka tidak tahu apa yang menarik sehingga perlu memilih pelajaran tersebut di sekolah. Itu yang menyebabkan semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin sedikit siswa yang memilih bahasa Indonesia," tambahnya.
Oleh karena itu, Kemendikbud Ristek akan mendukung guru-guru untuk mengembangkan buku-buku yang sesuai dengan konteks negara masing-masing.
"Setiap buku yang diterbitkan akan menjadi milik kementerian dan dapat digunakan secara luas," kata Kepala Badan Bahasa Kemendikbud, Aminudin Aziz.
(Foto/Gambar: Ilustrasi ruang kelas/Dok. Freepik)