Kasus Perundungan Meningkat Menunjukkan Kerentanan Konsep Pendidikan Karakter di Indonesia
Oleh Administrator | Senin, 02 Oktober 2023 07:47 WIB | 396 Views
Kasus Perundungan Meningkat Menunjukkan Kerentanan Konsep Pendidikan Karakter di Indonesia

Maraknya kasus perundungan di sekolah-sekolah Indonesia telah menyoroti kerentanan konsep pendidikan karakter di negara ini.

 

Dilansir dari laman mnctrijaya, Fahmy Alaydroes, seorang anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, telah memberikan tanggapannya terhadap kasus perundungan yang baru-baru ini terjadi di SMP Cimanggu Cilacap. Kasus ini menjadi cermin buruk untuk kondisi pendidikan karakter di sekolah-sekolah Indonesia.

 

Fahmy mengingatkan bahwa sebelumnya telah terjadi berbagai kasus kekerasan di kalangan pelajar yang dilaporkan, termasuk insiden tragis di mana seorang siswa kelas V berusia 11 tahun tewas akibat perundungan di sebuah sekolah dasar di Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Dalam kasus tersebut, bocah laki-laki tersebut dipaksa oleh teman-temannya untuk melakukan tindakan yang tidak senonoh terhadap seekor kucing.


Menurut Fahmy, kasus-kasus semacam itu merupakan puncak gunung es, yang mengindikasikan bahwa masih banyak kasus serupa yang belum terungkap. Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat bahwa setidaknya ada 194 kasus kekerasan di sekolah yang terjadi selama tahun 2022, dengan kekerasan seksual menjadi yang paling dominan, mencapai 105 kasus. Data dari PISA tahun 2018 juga menunjukkan bahwa 41 persen pelajar berusia 15 tahun di Indonesia mengalami perundungan beberapa kali dalam satu bulan.

 

Fahmy mengkritik bahwa Revolusi Mental yang digaungkan selama hampir satu dekade ini tampaknya telah mengalami kemerosotan. Menurutnya, pemerintah lebih fokus pada pencitraan dan narasi-narasi yang menarik, tetapi pelaksanaannya masih kurang kuat. Kebijakan Pendidikan Nasional cenderung lebih fokus pada perubahan kurikulum dan masalah-masalah teknis, daripada mengatasi masalah mendasar yang mendesak.

 

Fahmy juga mencatat bahwa permasalahan terkait guru, seperti rekrutmen, status, kompetensi, dan persebaran, belum terselesaikan dengan baik. Padahal, guru merupakan unsur penting dalam pendidikan, terutama dalam pembentukan karakter, yang merupakan tujuan utama Pendidikan Nasional.


Pemerintah juga dianggap gagal dalam memberikan contoh perilaku dan akhlak mulia kepada generasi muda. Anak-anak muda dan pelajar dihadapkan pada perilaku negatif dan konten merusak yang tersebar di dunia maya, seperti korupsi, fitnah, kebencian, perjudian, dan berita palsu. Fahmy menekankan bahwa keteladanan adalah fondasi utama pendidikan, sebagaimana yang dipegang oleh pendiri Pendidikan Nasional Indonesia, KH Dewantara.

 

Fahmy menyimpulkan bahwa pemerintah perlu serius dalam merancang sistem pendidikan nasional, terutama dalam pembentukan karakter. Keteladanan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma Pancasila harus ditunjukkan oleh para pejabat pemerintah, termasuk Presiden, para Menteri, dan kepala daerah. Selain itu, kontrol konten media sosial, film, sinetron, dan perilaku selebriti juga diperlukan untuk memastikan bahwa mereka sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan moral dan agama perlu diaktifkan dan ditingkatkan, dan tindakan keras harus diberlakukan terhadap pelaku kekerasan sesuai dengan hukum yang berlaku. Semua ini bertujuan untuk melindungi masa depan anak-anak dan generasi muda, serta masa depan negara.

 

(Foto/Gambar: Ilustrasi perundungan atau bullying/mnctrijaya)


Baca atau Download PDF

Dunia Pendidikan Lainnya
Pendidikan Sebagai Fondasi Kunci Menuju Masa Depan Gemilang Indonesia Emas 2045
Kamis, 21 Maret 2024 13:58 WIB
Pendidikan Sebagai Fondasi Kunci Menuju Masa Depan Gemilang Indonesia Emas 2045
Visi Indonesia Emas 2045 yang telah diumumkan oleh pemerintah menegaskan tekad untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045, menandai 100 tahun kemerdekaan. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, peningkatan sistem pendidikan menjadi salah satu elemen kunci yang harus mendapat perhatian serius. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi esensial dalam mencapai tujuan ini.
Beasiswa SEVIMA 2024 Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!
Kamis, 07 Maret 2024 14:09 WIB
Beasiswa SEVIMA 2024 Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!
Anda tertarik untuk mengejar gelar S-1 atau S-2 di bidang teknologi informasi (TI) serta berperan dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia? SEVIMA, perusahaan konsultan IT terkemuka di Indonesia, kembali membuka peluang melalui program beasiswa SEMESTA 2024 batch-6.
Kritik Terhadap Kurikulum Merdeka: Mengapa Belum Layak Menjadi Kurikulum Nasional?
Selasa, 05 Maret 2024 10:07 WIB
Kritik Terhadap Kurikulum Merdeka: Mengapa Belum Layak Menjadi Kurikulum Nasional?
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar anak. Namun, upaya untuk menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas) menuai pro dan kontra di masyarakat.
Kemendikbud: Bullying Merupakan Salah Satu Kesalahan Besar dalam Dunia Pendidikan Indonesia
Kamis, 29 Februari 2024 15:04 WIB
Kemendikbud: Bullying Merupakan Salah Satu Kesalahan Besar dalam Dunia Pendidikan Indonesia
Taufiq Damardjati, Pengembang Ahli Pusat Kurikulum dan Pembelajaran di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), menyatakan bahwa kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah dianggap sebagai salah satu dari 3 kesalahan besar yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia.