Jumlah Anak yang Masih Melanjutkan Pendidikan di Indonesia Semakin Meningkat
Oleh Administrator | Kamis, 15 Februari 2024 15:01 WIB | 490 Views
Jumlah Anak yang Masih Melanjutkan Pendidikan di Indonesia Semakin Meningkat

Data terbaru mengenai Angka Partisipasi Sekolah (APS) Indonesia telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (24/01/2024).

 

APS merujuk pada perbandingan antara jumlah anak yang masih bersekolah dalam suatu kelompok usia dengan total penduduk dalam kelompok usia yang sama. Semakin tinggi APS menunjukkan bahwa semakin banyak anak Indonesia yang masih bersekolah dalam kelompok usia tersebut, serta mencerminkan upaya positif pemerintah dalam memberikan akses pendidikan.

Berdasarkan data tersebut, pada tahun 2023, APS untuk kelompok usia 7-12 tahun mencapai 99,16%, menandakan bahwa sebagian besar anak Indonesia pada kelompok usia tersebut masih aktif bersekolah di tingkat SD.


Sementara itu, APS untuk kelompok usia 13-15 tahun mencapai 96,1%, untuk kelompok usia 16-18 tahun mencapai 73,42%, dan untuk kelompok usia 19-23 tahun mencapai 28,96%.

Dari data tersebut, terlihat bahwa semakin tua usia anak Indonesia, APS semakin menurun, menunjukkan bahwa jumlah anak yang masih bersekolah cenderung berkurang seiring bertambahnya usia, terutama pada kelompok usia 19-23 tahun.


Secara keseluruhan, APS anak Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun peningkatannya relatif kecil, antara 0,06% hingga 0,27% untuk kelompok usia 7-18 tahun, peningkatan APS yang signifikan terjadi pada kelompok usia 19-23 tahun, sebesar 1,35%. Ini menunjukkan minat yang meningkat dari anak Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tinggi.


Dilansir dari laman Good Stats, Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, menyatakan bahwa tingginya APS merupakan pencapaian positif dan menunjukkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan. Meskipun APS untuk pendidikan tinggi masih relatif rendah, sekitar 30%, namun Anindito menganggapnya sebagai pencapaian yang membanggakan bagi negara seperti Indonesia.

 

 

(Foto/Gambar: Ilustrasi Pendidikan Indonesia/Dok. ibnjaafar/iStockphoto)


Baca atau Download PDF

Dunia Pendidikan Lainnya
Pendidikan Sebagai Fondasi Kunci Menuju Masa Depan Gemilang Indonesia Emas 2045
Kamis, 21 Maret 2024 13:58 WIB
Pendidikan Sebagai Fondasi Kunci Menuju Masa Depan Gemilang Indonesia Emas 2045
Visi Indonesia Emas 2045 yang telah diumumkan oleh pemerintah menegaskan tekad untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045, menandai 100 tahun kemerdekaan. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, peningkatan sistem pendidikan menjadi salah satu elemen kunci yang harus mendapat perhatian serius. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi esensial dalam mencapai tujuan ini.
Beasiswa SEVIMA 2024 Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!
Kamis, 07 Maret 2024 14:09 WIB
Beasiswa SEVIMA 2024 Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!
Anda tertarik untuk mengejar gelar S-1 atau S-2 di bidang teknologi informasi (TI) serta berperan dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia? SEVIMA, perusahaan konsultan IT terkemuka di Indonesia, kembali membuka peluang melalui program beasiswa SEMESTA 2024 batch-6.
Kritik Terhadap Kurikulum Merdeka: Mengapa Belum Layak Menjadi Kurikulum Nasional?
Selasa, 05 Maret 2024 10:07 WIB
Kritik Terhadap Kurikulum Merdeka: Mengapa Belum Layak Menjadi Kurikulum Nasional?
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar anak. Namun, upaya untuk menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas) menuai pro dan kontra di masyarakat.
Kemendikbud: Bullying Merupakan Salah Satu Kesalahan Besar dalam Dunia Pendidikan Indonesia
Kamis, 29 Februari 2024 15:04 WIB
Kemendikbud: Bullying Merupakan Salah Satu Kesalahan Besar dalam Dunia Pendidikan Indonesia
Taufiq Damardjati, Pengembang Ahli Pusat Kurikulum dan Pembelajaran di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), menyatakan bahwa kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah dianggap sebagai salah satu dari 3 kesalahan besar yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia.