Perkembangan sastra Indonesia tidak hanya berkisar di antara karya sastra semata, tetapi juga penelitian yang seperti analisis dan kajian. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat pengaruh karya sastra Indonesia terhadap dampak yang ditimbulkan dalam aspek masyarakat.
Edwar Djamaris, salah satu tokoh dari Sumatera Barat, menjadi seorang peneliti sastra Indonesia yang cukup tersohor berkat beberapa karyanya.
Dilansir dari laman Harianhaluan dari situs Badan Bahasa Kemdikbud, pria kelahiran 7 Juli 1941 Cingkariang, Bukittinggi, Sumatera Barat ini sudah lama mengabdi untuk dunia sastra Indonesia.
Ia berkontribusi kepada Kemendikbud sejak April 1969 melalui Lembaga Bahasa Nasional. Kini, lembaga tersebut dikenal sebagai Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud.
Pengalaman dan ketekunannya tersebut membuatnya meraih kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Leiden, Belanda. Ia menempuh pendidikan di Belanda sebanyak 2 kali, yaitu pada November 1974-Oktober 1975 dengan beberapa dosen dari universitas ternama di Indonesia. Kemudian, Edwar kembali menempuh pendidikan di Belanda pada Juni-Mei 1979 melalui beasiswa UNESCO Belanda.
Pendidikan yang diperolehnya dari Belanda membuatnya dipilih dalam mengurus bidang kesusastraan. Bahkan, ia juga menulis beberapa penelitian dan karya mulai dari sastra Indonesia hingga Minangkabau. Kegiatan tersebut dilakukannya baik secara sendiri maupun kolaborasi dengan bertujuan untuk melestarikan sastra Indonesia lama dan sastra daerah.
Hasil karyanya diabadikan dalam bentuk buku, makalah, hingga artikel surat kabar yang menjadi acuan penting dalam perkembangan dan pelestarian sastra Indonesia.
Salah satu kontribusinya adalah ketika ia memimpin penelitian berbentuk naskah mengenai nilai budaya yang terdapat pada sastra rakyat Nusantara. Penelitian tersebut mendapatkan bantuan pendanaan dari Pusat Bahasa Kemdikbud, dan sudah diterbitkan sebanyak lima naskah sepanjang 1993 hingga 1996.
Ia juga disebut menjadi orang pertama di Pusat Bahasa yang memperoleh gelar doktor. Saat itu, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya tersebut di Universitas Indonesia pada Juni 1989. Ia sendiri lebih dikenal karena pekerjaannya di Pusat Bahasa Kemdikbud.
Kemudian, ia beberapa kali mendapat jabatan penting serta dipercaya dalam memimpin proyek penelitian. Beberapa kampus juga pernah menjadi tempatnya untuk mengajar dan mengenalkan sastra Indonesia, seperti Universitas Indonesia, UNJ, Unpad, hingga Universitas Nasional.
Kontribusinya terhadap dunia sastra Indonesia begitu luar biasa, dan setidaknya ada total 39 buku yang sudah diterbitkan. Umumnya, buku-buku terbitannya tersebut berisi tentang penelitian sastra Indonesia dengan bentuk analisis, esai, dan kritik.
Ia diketahui juga melakukan penyuntingan dan penerjemahan untuk beberapa karya sastra Indonesia lama hingga sastra Minangkabau.
Edwar Djamaris wafat pada tanggal 21 Oktober 2012 di Jakarta dalam usia 71 tahun dikarenakan penyakit yang dideritanya.
Sosok Edwar Djamaris sudah banyak berkontribusi untuk dunia Sastra Indonesia dan ia layak untuk dikenal dan dihargai atas ketekunan dan kerja kerasnya tersebut.
(Foto/Images: Sosok Edwar Djamaris, Peneliti Sastra Indonesia dari Sumatera Barat/indoSastra)