Jaman milenial saat ini memang segalanya seperti berubah, mulai dari kebiasaan orang menggunakan alat bantu yang dulu sederhana sekarang diganti dengan peralatan canggih sampai-sampai kebiasaan dalam pergaulan sehari-hari.
Beberapa waktu yang lalu, berkesempatanlah membeli sebuah makanan di pedagang yang berjualan di pinggir jalan, beberapa yang membeli kesana selalu tampak ceria saat membawa beberapa bungkusan ayam goreng, ternyata selidik punya selidik, penjual ayam goreng itu sering berucap "Terima Kasih Banyak" saat bertukar makanan yang dijual dengan rupiah yang didapatkan.
Pengucapan frasa "Terima Kasih" saat ini sejujurnya sudah mulai berkurang, saat membayar angkot sudah jarang sekali yang berucap "terima kasih", baik penumpang maupun pembeli, padahal keduanya sudah mendapatkan manfaat dari masing-masing pihak. Apalagi tambahan kata "banyak" mengikuti "terima kasih", rasanya sudah jarang terdengar.
Kata terima kasih memang umumnya terjadi saat seseorang menerima pemberian orang lain, menerima bantuan, menerima hal-hal yang menguntungkan. Tetapi dalam jual-beli secara kasat mata, keduanya saling mendapatkan keuntungan, oleh karenanya sangat luar biasa sekali ketika ada yang masih bisa berujar "terima kasih banyak"
Ucapan "Terima kasih banyak" memang hal yang mungkin sepele, namun penambahan kata banyak membuat ucapan terima kasih itu begitu mengena dalam hati, selalu diingat dan membuat yang menerima ucapan itu lebih dihargai. Tertantantang untuk sering-sering mengucap "terima kasih banyak"?