Media darling memang sangat identik dengan selebriti, tokoh politik, pejabat pemerintah. Lalu pertanyaannya apakah sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi bisa menjadi media Darling?
Media Darling
Media darling selalu "menjanjikan" ketenaran bagi siapapun yang sudah menjadi media darling, banyak selebriti yang seolah-olah tidak pernah berhenti diberitakan, baik oleh media cetak, media elektronik bahkan media online. Lalu apa yang dimaksud dengan media darling ini? Dari yang didapat di beberapa sumber, media darling adalah selebritas yang sangat populer dan yang sering mendapat perhatian dan sangat disukai oleh media. Namun nyatanya ini bukan hanya untuk kalangan selebritas saja, bisa untuk tokoh masyarakat, lembaga sosial, lembaga pendidikan, perusahaan, ataupun brand.
Istilah ini sendiri pertama kali muncul di tahun 1970, diciptakan oleh The Washington Post. Konsep dari media darling sendiri diidentikkan dengan pembuat berita ‘news maker’ atau ‘name make news’. Untuk pengertian luasnya sendiri adalah orang, perusahaan, ataupun lembaga menjadi sumber berita. Mereka juga disukai oleh para awak media karena mereka bisa menjadi narasumber yang baik dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain itu mereka bisa menjadi nilai tersendiri dari berita tersebut sehingga berita tersebut bisa menjadi lebih news worthy.
Mungkinkan Perguruan Tinggi Menjadi Media Darling?
Menurut saya, bukan hanya mungkin, tetapi juga harus. Perguruan tinggi adalah bagian dari masyarakat yang eksistensinya, keberadaannya benar-benar harus dirasakan oleh masyarakat. Untuk menuju kebermanfaatnya, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mengabarkan. Sebagai contoh adalah produk-produk hasil riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi harus dikabarkan ke Masyarakat luas, ya salah satu caranya adalah disampaikan oleh media. Begitu juga berbagai kegiatan yang dilakukan di kampus harus sering dikabarkan melalui media.
Menjadi media darling memang tidak mudah, butuh dukungan yang kuat dari pemangku kebijakan dari setiap universitas dan penguatan peran kehumasan dan Public Relations (PR) di Kampus menjadi sebuah keharusan. Bila melihat beberapa kampus modern dan baru seperti Universitas Multimedia Nusantara bahkan melakukan advertorial khusus di media online ternama seperti Detik.com, berbagai capaian dan kegiatan kerap dikabarkan, walaupun UMN sangat identik dengan Kompas, tetapi menjadi media darling di banyak media memberikan dampak positif kepada kampus seperti semakin kuatnya Brand.
Media darling saat ini juga menurut saya berkembang lebih luas bukan hanya pada media mainstream, tetapi masuk ke ranah sosial media. Tidak sedikit yang sukses "membranding" diri karena kampusnya sering dapat review baik dari Artis Instragam, Artis Tiktok hingga Youtube. Semuanya bisa dimulai dengan kampus merencanakan, membuat strategi hingga mengeksekusi dengan penuh semangat, tetapi berhati-hati dan istiqomah dalam motivasi.