Tumbuh di usia tiga tahun membuat saya harus terus belajar menghadapi Alesha, bagaimana tidak, pertanyaan-pertanyaan seputar keimanan dan keislaman mulai ditanyakan. Seperti kita tahu bahwa menjawab pertanyaan anak harus bisa dipahami oleh anak, seperti pertanyaan Emang Allah ada setannya?
Kewajiban untuk memperkenalkan Allah SWT sebagai tuhan yang satu kepada anak-anak memang tidak mudah, benar-benar tidak mudah, harus terus belajar dan belajar.
Suatu hari entah apa sebabnya tiba-tiba Alesha ngambek, kemudian saya dekati, "Jangan marah ya sayang, kalau marah ada setannya, yuk kita buang". Seolah membuang sesuatu dari dada Alesha, kita membuangnya jauh-jauh keluar, setelah itu Alesha lebih baikan, tidak ngambek lagi dan tersenyum. "Alesha sudah nice sekarang bun" katanya.
Akupun lega, seolah-olah berhasil meredakan kemarahan anak dan memberi pengetahuan jika marah adalah ada pengaruh Syaitan. Namun...
Suatu pagi, Alesha ngambek lagi, kali ini saya gak bilang seperti awal, terbersit bahwa kalau kita melakukan dosa, maka Allah SWT marah. Seketika saya bilang, "Alesha jangan gitu, nanti Allah marah". Tak disangka, Alesha malah menjawab "Emang Allah ada setannya?"...deg, saya kebingungan menjawabnya..memang harus terus belajar.
Saya berusaha mencari jawaban yang pas, tidak salah dan juga berusaha untuk mudah dimengerti. "Allah kalau marah itu engga ada setannya, setan itu Allah yang buat, yang ciptakan. Kalau Allah marah itu Allah lagi sayang sama kita, supaya kita nice lagi"...Alesha pun seolah paham (mudah-mudahan).
Saya gak tahu pertanyaan apalagi yang akan keluar lagi, bagaimanpun saya harus siap.
Ada yang punya pengalaman yang sama? boleh dishare ya di kolom komentar.