Menjadi Writerpreneur - Dari Hobi Menjadi Profesi

Menjadi Writerpreneur - Dari Hobi Menjadi Profesi

Oleh | Minggu, 02 Agustus 2020 16:43 WIB | 1.319 Views 2020-08-02 16:43:10

Pendahuluan

Mimpi setiap warga negara adalah memiliki negara yang maju dalam banyak hal, baik yang bersifat ekonomi maupun bukan bersifat ekonomi seperti maju dalam budaya, bahasa, seni dan lainnya. Namun, indikator yang sangat ketara dan standar adanya salah satunya adalah dari keadaan ekonomi negara itu sendiri.  satu ciri yang nyata dari sebuah negara maju adalah jumlah entrepreneur-nya mencapai angka 14% dari rasio jumlah penduduk. Entrepreneur menurut Ciputra dalam Radianto (2018, hlm. 3) mengatakan bahwa entrepreneur adalah orang yang mampu mengubah sampah menjadi emas. Dalam keseharian kita mengenal entrepreneur dengan istilah wirausaha. Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausahawan baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Saat ini rasio wirausahawan di dalam negeri masih sekitar 3,1% dari total populasi penduduk atau sekitar 8,06 juta orang. Tahun 2018 lalu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, meskipun rasio tersebut sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2%, Indonesia masih perlu menggenjot lagi untuk mengejar capaian negara tetangga. Misalnya, Singapura saat ini sudah mencapai angka 7%, sedangkan Malaysia berada di level 5%.

Penguatan dan peningkatan wirausaha atau entrepreneur di Indonesia memang bukan hanya menjadi tugas pemerintah sementara, tetapi juga tugas dari warga negara itu sendiri. Banyak ceruk dan peluang usaha yang dapat diambil pada era sekarang ini, beberapa peluang usaha yang nyata ada adalah usaha dalam bidang penyediaan alat, penyediaan makanan, pelayanan dan distribusi, pelayanan transportasi dan yang lainnya. Namun, ada peluang baru di era teknologi yang berkembang pesat seperti saat ini, orang menyebutnya dengan istilah wirausaha kreatif.

Wirausaha usaha kreatif atau sering disebut sebagai creativepreneur adalah sebuah entrepreneurship dalam bidang kreatif. Modal utama dari entrepreneur jenis ini adalah kreativitas itu sendiri. Menurut Junaedi (2016, hlm. 26) creativepreneur adalah orang yang menciptakan bisnis ide. Ide yang memiliki daya dongkrak yang relatif tinggi, dengan kata lain bukan hanya mengelola ide kreatif tetapi untuk dibisniskan. Pendapat lain tentang diungkaplah oleh Budiman (2008, hml. 4) yang mengatakan bahwa creativepreneur berasal dari creative dan entrepreneur. Terjemahan bebasnya adalah entrepreneur yang berbisnis di wilayah kreatif.

Banyak ragam dan jenis entrepreneur kreatif atau creativepreneur, hal ini disesuaikan dengan bidang-bidang kreatif yang diambilnya. Salah satu bidang kreatif yang masih menjadi peluang luas adalah wirausaha kepenulisan atau writepreneur, bidang kepenulisan saat ini tidak lagi ada boundary yang membatasi pada penulisan-penulisan mendalam seperti buku, artikel-artikel ilmiah tetapi banyak jenis ragam tulisan yang bisa dijual. Namun demikian, entrepreneur dalam bidang kepenulisan saat ini juga mempunyai tantangan tersendiri akibat masuknya era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, bahkan ada yang menyebut sebagai era Industri 4.0 hingga era disrupsi.

Salah satu bidang writepreneur yang masih besar peluangnya untuk menjadi ladang bisnis salah satunya adalah writepreneur, writepreneur esay pada prinsipnya tidak hanya terbuka untuk penulis-penulis yang berbasis sastra saja tetapi terbuka pula  untuk profesional atau ahli pada bidang-bidang tertentu yang bisa menulis. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih terperinci bagaimana writepreneur bisa menjadi peluang dan bahkan profesi baru dalam era distrupsi sekarang ini.

Secara teknis, istilah writepreneur belum menjadi bahasa baku dan bahkan termaktub didalam Kamus Bahasa Indonesia. Namun, istilah writerpreneur  sebenarnya bukan lagi merupakan istilah yang asing dalam dunia tulis menulis dan jagad perbukuan. Tidak tertulis siapa pertama kali mengenalkan istilah ini. Namun yang jelas istilah writerpreneur saat ini menjadi populer di kalangan penulis buku khususnya. Apalagi setelah industri penerbitan mandiri atau self publishing menjamur di beberapa tempat. Dengan kemajuan teknologi percetakan saat ini, selfpublishing bisa melayani cetak buku meskipun hanya satu buah saja. Istilahnya  printing on demand (POD). Dengan teknologi ini seorang penulis bisa  mencetak sesuai kebutuhan, tanpa harus ada batas minimum order. Hal ini tentunya semakin memberikan angin segar bagi  para penulis baru yang ingin berkarir sebagai Writerpreneur.

Pengertian Writerpreneur

Istilah Writerpreneur  diadopsi dari frasa atau gabungan dua kata,  writer dan entrepreneur. Writer adalah penulis, entrepreneur adalah wirausaha. Jadi  Writerpreneur kurang lebih maksudnya adalah wirausaha yang bergerak di bidang tulis menulis. Bahasa lainnya, membisniskan tulisan. Produknya tidak lain adalah tulisan itu sendiri. Segmen pasarnya bermacam-macam. Tergantung jenis tulisan yang diproduksi. Menurut Bambang Trims (2014)  bahwa seorang writerpreneur adalah pengusaha di bidang penulisan, oleh karena itu dalam usaha perlu adanya modal, namun modal utama dari writepreneur adalah skill atau keterampilan menulis. Skill berhubungan dengan kecepatan dan kemampuan mengembangkan ide-ide penulisan, sisanya modal pendukung seperti alat-alat untuk menulis itu sendiri.

Writerpreneur saat ini sangat beragam juga jenis dan ragamnya, walaupun secara umum tetap disebut sebagai writepreneur. Perbedaan itu terletak pada karya atau tulisan-tulisan yang dihasilkan itu sendiri. Sebagai contoh adalah writepreneur cerpen, maka writepreneur ini akan memfokuskan diri pada karya-karya yang berbentuk cerpen. Adapula Writerpreneur media sosial, writepreneur jenis ini memang tergolong unik karena tulisan-tulisan yang dibuatnya lebih untuk membuat judul dari sebuah unggahan di sosial media ataupun hanya sekedar membuat quotes atau meme yang akan di unggah di sosial media. Namun, walaupun terkesan aneh, tulisan-tulisan model seperti ini sangat diperlukan oleh masyarakat pada generasi saat ini.

Begitu pula dengan writepreneur, produk utama dari writepreneur adalah esai itu sendiri. Pada generasi saat ini, penulis esai memang tidak sebanyak orang-orang yang menjual tulisannya untuk deskripsi produk seperti meme ataupun caption unggahan di media sosial. Selain harus kreatif, writepreneur membutuhkan pemikiran dan ide yang lebih mendalam dalam membuat tulisan esai. Secara langsung, menjual esai pada media-media tertentu memang langsung mendapatkan pendapatan atau honoraium, namun sebagai tulisan yang mendalam, tulisan-tulisan esai tidak hanya dimanfaatkan untuk mendapatkan honoraium secara langsung tetapi bisa menjadi kritik kepada suatu pihak melalui tulisan, memberikan tanggapan terhadap isu-isu tertentu yang sedang ramai diperbincangkan. Model penulisan esai ini memang tidak secara langsung mendapatkan honoraium, tetapi ada impact tidak langsung yang bila dikonversikan kedalam uang jauh lebih mahal seperti semakin kuatnya personal branding (citra diri) dan impact-impact lainnya.

Writerpreneur di Era Derupsi

Secara bahasa, disruption artinya gangguan atau kekacauan; gangguan atau masalah yang mengganggu suatu peristiwa, aktivitas, atau proses (disturbance or problems which interrupt an event, activity, or process). Kamus Besar bahasa Indonesai mendefisnikan disrupsi sebagai hal yang tercapat dari akarnya. Menurut Akmal (2010, hlm.167) mengatakan bahwa diruspi dalam kehidupan sehari-hari dipahami sebagai perubahan yang fundameltal atau mendasar. Hal ini sama seperti yang dituliskan Koran Sindo dalam Akmal (2010, hlm. 167) bahwa disrupsi disebabkan karena evolusi teknologi. Digitalsasi adalah akibat dari evolusi teknologi yang mengubah hampir semua tatanan kehidupan, termasuk tatanan berusaha atau berbisnis.

Contoh disrupsi adalah media cetak menjadi media daring atau situs berita, ojek pangkalan menjadi ojek online (ojol), taksi konvensional atau taksi argo menjadi taksi online, mal atau pasar menjadi marketplace atau toko online (e-commerce), dan digitalisasi lainnya. Dalam teori bisnis, dikenal istilah inovasi disruptif (disruptive innovation), yaitu inovasi yang menciptakan pasar baru dan jaringan nilai dan akhirnya mengganggu pasar dan jaringan nilai yang ada, menggantikan perusahaan, produk, dan aliansi terkemuka di pasar yang sudah mapan.

Dunia penulisan juga merasakan dampak langsung fenomena disrupsi sekarang ini. Para penulis tradisional yang tulisan-tulisannya terpampang setiap pagi di koran-koran maupun majalah harus segera berganti media menjadi media online. Penulis buku-buku cetak harus pula cepat menulis dalam buku-buku digital yang lebih murah penjulannya dan lebih cepat distribusinya karena bantuan teknologi. Seorang writepreneur khususnya writepreneur harus pula melihat fenomena perubahan seperti sekarang bila ingin terus eksis dan dapat menjadi peluang bisnis.

Ragam Jenis Media untuk Writerpreneur 

Prinsip dasar sebuah bisnis adalah menjual sesuatu untuk mendapatkan sebuah keuntungan atau uang. Begitu pula dengan writepreneur, esai-esai yang telah ditulis atau diproduksi harus tepat tempat dan cara menjualnya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Tempat untuk memasarkan, menjual atau mendapatkan keuntungan dari sebuah esai yang paling utama adalah media, namun demikian ada pula yang menjual secara langsung kepada personal, lembaga atau pihak-pihak tertentu yang ujungnya sebenarnya akan dipublikasikan di ragam media. Beberapa media yang dapat digunakan oleh writepreneur Esai antara lain:

  1. Media arus utama

Media mainstream masih menjadi tempat paling menjanjikan untuk writepreneur untuk mendapatkan penghasilan secara langsung, honorarium yang didapatkan dari media mainstream cukup besar, apalagi bila mampu menembus rubrik-rubrik unggulan dari media itu. Caranya juga sangat mudah, biasanya cukup mengirimkan email kepada redaksi. Jika tulisan diterima dan tayang, biasanya media akan langsung melakukan pembayaran melalui rekening penulis setelah dipotong pajak. Beberapa rubrik yang sering diisi esai adalah kolom opini, kolom-kolom tajuk utama dan kolom lainnya. Namun, walaupun cukup menjanjikan, untuk diterima oleh media arus utama memang cukup berat, puluhan atau bahkan ratusan esai yang dikirimkan banyak writepreneur, selain itu untuk masuk ke media mainstream cukup sulit untuk writepreneur pemula.

  1. Platfrom Markeplace Buku Digital

Saat ini ada beberapa marketplace atau pasar digital untuk mempromosikan buku-buku digital. Dalam platfrom ini, seoarang writepreneur bisa mengumpulkan esai-esai yang dibuat baik yang satu tema atau beragam dalam sebuah buku. Selanjutnya esai-esai yang terkumpul dalam buku ini bisa diunggah kedalam marketplace buku digital. Selanjutnya seorang writepreneur bisa promosikan kumpulan esainya, menentukan harga dan aktifitas lainnya. Semakin banyak yang mengunduh, maka semakin besar pula pendapatan yang didapatkan. Contoh platform marketplace buku digital yang banyak digunakan adalah PlayBook milik Google.

  1. Blog ataupun Website

Seorang writepreneur bisa pula memanfaatkan tulisan-tulisan yang telah diproduksi dengan mengunggahnya di blog atau website tertentu. Penghasilan yang didapatkan memang tidak secara langsung dari esai yang telah diunggah, melainkan dari pendapatan iklan yang ada di blog atau website ini. Semakin banyak esai-esai ini dibaca maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan penghasilan. Seorang writepreneur jenis ini harus punya keahlian tambahan dalam mengelola blog dan juga seorang publisher atau pihak yang berperan menampilkan iklan. Contoh yang banyak dipakai adalah flatform Adsense milih Perusahaan raksasa Google.

  1. Website dan Aplikasi Konten Agregator

Website jenis ini memiliki sedikit perbedaan dengan blog atau website pada umumnya, website ini merupakan website yang mengumpulkan banyak esai dan artikel dari banyak sumber, termasuk dari pengguna yang menulis secara langsung pada platform ini. Seorang writepreneur essay bisa menulis dalam platform ini, semakin banyak yang membaca esai yang ditulisnya maka kemungkinan untuk mendapatkan penghasilan semakin tinggi. Contoh dari website konten agregator adalah UCNews, Babe dan yang lainnya.

  1. Platform Penulisan Online
    Saat ini banyak flatform untuk penulisan online dan memang menjadi wadah para penulis untuk menulis, termasuk tulisan dalam bentuk esai. Namun, tidak semua platform penulisan online secara langsung dapat digunakan sebagai sumber penghasilan. Namun cukup efektif untuk mempromosikan tulisan yang selanjutnya dapat dibuat versi cetak atupun digital yang bisa dijual secara langsung maupun melalui marketplace. Contoh dari platform penulisan online adalah Watpadd dan juga Storial.
  2. Mengikuti Event Lomba Penulisan Esai

Lomba penulisan esai juga dapat dimanfaatkan oleh seorang writeprenuer esai, namun tentu bukan menjadi jalan penghasilan utama mengingat event lomba sangat tergantung pada banyak kondisi. Namun demikian, event-event ini bisa diikuti dan bila menjadi pemenang tidak sedikit pula penghasilan yang didapatkan. Sekarang ini, informasi lomba penulisan esai juga mudah didapatkan dari berbagai informasi di sosial media.

  1. Menjual Langsung Esai Langsung

Menjual esai langsung adalah cara yang cepat dan efektif, biasanya dibutuhkan oleh lembaga-lembaga atau perseorangan yang tidak memiliki tenaga untuk menulis, tetapi kebutuhan esai sangat tinggi seperti untuk majalah internal lembaga, untuk media-media internal perusahaan dan yang lainnya. Saat ini ada pula yang menjual esai dalam bentuk artikel yang membahas tentang sebuah produk maupun jasa, tidak sedikit writepreneur yang mendapatkan penghasilan langsung dari cara ini, karena esai yang dibuat memang secara eksplisit membahas tentang produk atau jasa yang diminta.

Masih banyak cara dan media yang dapat digunakan seorang writepreneur untuk mendapatkan penghasilan secara langsung. Selain mendapatkan penghasilan secara langsung seorang penulis esai misalkan sering muncul dalam kolom-kolom media tertentu, tulisan esainya sering viral (tersebar luas) juga dapat mendapatkan impact yang tidak langsung seperti mengisi pelatihan ataupun menjadi pembicara pada seminar-seminar dengan tema kepenulisan atau entrepreneurship.

Kisah Sukses Writerpreneur 

Banyak kisah sukses yang dapat dibaca melalui media-media cetak maupun internet. Tidak sedikit para penulis esai yang tulisannya banyak dibaca pengguna whatpadd berujung pada dicetaknya menjadi sebuah buku, tidak sedikit pula yang kumpulan esainya banyak diunduh pembaca melalui aplikasi PlayBook yang secara langsung mendapatkan keuntungan. Tidak sedikit pula para pakar yang menulis untuk banyak media mainstream, setiap tulisannya dihargai cukup mahal karena selain isi dari esai itu sendiri juga kekuatan citra diri yang melekat.

Contoh yang paling dekat adalah bagaimana Iis Siti Salamah Azzahra (salah satu penyusun dari makalah ini) yang lebih dari 3 kali mendapatkan keuntungan langsung dari penulisan esai dalam berbagai lomba seperti esai tentang jokowi yang dan kampanya pilpres 2019 lalu maupun tulisan lainnya yang berhasil menjadi juara. Contoh lain yang sukses adalah Asep Syamsul M. Romli atau yang lebih dikenal dengan nama Romel yang sukses membuat blog dengan penghasilan lumayan melalui tulisan-tulisan esai yang tertulis di blog miliknya. Walaupun dikenal kontroversi, Jonru Ginting termasuk writepreneur yang sukses. Jonru ginting sering menulis hal-hal yang berhubungan dengan politik bahkan mendirikan pelatihan menulis melalui beberapa website dan acara-acara yang diselenggarakan offline.

Selain secara langsung mendapatkan penghasilan, tidak sedikit esai yang mampu memberikan impact lain. Sebagai contoh bagaimana Mantan Mentri BUMN Dahlan Iskan mengkritisi berbagai isu yang ramai melalui esai yang dipublikasi di website pribadinya. Contoh lainnya adalah bagaimana Sri Mulyani Indrawati menyampaikan banyak gagasan ekonominya melalui esai-esainya pada jaman pemerintah Presiden Suharto dan Habibie dulu. Dan banyak lagi contoh lainnya.

Peluang dan Tantangan Writerpreneur

Menulis dan menjadi writepreneur pada era disrupsi masih banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi sebuah penghasilan. Namun adapula tantantangan yang harus dihadapi. Peluang terbesar dari writepreneur di era disrupsi saat ini adalah makin banyaknya media yang berubah menjadi digital ataupun online, bahkan banyak perusahaan-perusahaan yang baru membuat website dan profil digitalnya, termasuk profil-profil di media sosial. Pertumbuhan ini tentu berbanding lurus dengan kebutuhan esai pula, lembaga-lembaga itu memerlukan tulisan-tulisan esai di websitenya dan kesempatan itu semakin terbuka luas. Peluang lainnya adalah banyaknya muncul plaftform-platform yang bisa dimanfaatkan, era disrupsi saat ini yang sangat memukul industri perbukuan dan industri cetak sebenarnya membuka lahan baru untuk para writepreneur untuk menerbitkan tulisan di banyak media dan platform, tidak harus menunggu lama mendapatkan persetujuan redaksi dan bisa memulai sendiri.

Namun, selain adanya peluang yang menanjikan, tantangan writepreneur di era saat ini juga ada. Seorang writepreneur saat ini dituntut lebih kreatif dalam membuat esai, adanya teknologi big data membuat para penulis esai harus lebih cermat dalam menyampaikan data. Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah tingkat plagiat yang sangat tinggi mengingat kemudahan untuk menyalin karya-karya esai yang disajikan dalam bentuk digital dan yang terakhir adalah tantangan dalam mengikuti perkembangan jaman itu sendiri, writepreneur selain dapat menulis harus dapat pula memahami teknologi yang digunakan, bagaiamana mempromosikan di era teknologi itu sendiri serta menerapkan teknik-teknik promosi supaya esai dibaca banyak orang yang berujung pada semakin tingginya pendapatan yang dihasilkan.

Menjadi Writerpreneur - Dari Hobi Menjadi Profesi

Entreprenurship dalam dunia penulisan masih terbuka lebar walaupun dunia sedang mengalami era disrupsi, bahkan banyak peluang yang bisa didapatkan oleh seorang Writerpreneur. Namun demikian writepreneur harus benar-benar menciptakan tulisan yang kreatif dan memiliki nilai jual sehingga menulis menjadi sebuah aktifitas yang tidak hanya mengeluarkan ide didalam kepala tetapi benar-benar menjadi ladang penghasilan yang dapat menopang kehidupan. Writerpreneur yang awalnya hobi bisa menjadi profesi yang benar-benar sangat menjanjikan.

Banyak cara dan media yang dapat digunakan oleh seorang writepreneur, selagi dapat terus mengeluarkan ide dan terus beradaptasi dengan perkembangan yang ada, penulisan esai tidak ada matinya. Siapapun bisa menjadi seorang writepreneur dan siapapun boleh untuk memulainya sesuai dengan bidang yang sangat dipahaminya. Menulis esai dan menjadi Writerpreneur esai pada era disrupsi saat ini nyatanya masih terbuka luas dan benar-benar dapat dimanfaatkan.



Referensi / Daftar Pustaka


Akmal. (2019). Lebih Dekat dengan Industri 4.0. Jogjkarta: Deepublishing.
Budiman, A. (2008). Jualan Ide Segar. Jogjakarta: Galangpress

Junaedi, S. (2016). Wirausaha Pengusik Kemapanan. Jakarta: Prasetiya Mulya Publishing

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Kamus Besar Bahasa Indonesia daring. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2018. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/disrupsi

Radianto, WED. (2018). Generasi Entrepreneur: Anda Bisa Menciptakan Entrepreneur. Jogjakarta: Penerbit Andi

Trim, B. (2014). Seberapa Besar Modal Writepreneur. https://bambangtrim.com/2014/07/seberapa-besar-modal-writerpreneur/. Diakses pada 31 Oktober 2019.

Sitasi/Citation/Jadikan Daftar Pustaka Artikel Ini:
Azzahra, I.S.S. (2020).Menjadi Writerpreneur - Dari Hobi Menjadi Profesi. Pustaka, pp.12. Retrieved from https://www.salamahazzahra.com/pustaka/makalah-bahasa-indonesia/12/menjadi-writerpreneur-dari-hobi-menjadi-profesi/
Baca Full Text (PDF) Diary Siti Salamah Azzahra






Makalah Bahasa Indonesia Lainnya
Solusi Menangani Kesulitan Menulis (Disgrafia) dengan Menggunakan Kartu Ejaan dan Speechnotes
Kamis, 31 Oktober 2019 06:48 WIB
Solusi Menangani Kesulitan Menulis (Disgrafia) dengan Menggunakan Kartu Ejaan dan Speechnotes
Kesulitan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia harus dapat disolusikan baik oleh guru pengampu maupun siswa itu sendiri, pendampingan yang cukup, pemberian motivasi yang tepat dan juga menggunakan banyak bantuan metode ataupun alat juga dapat membantu siswa keluar dari kesulitan menulis khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia
Makalah Alat Evaluasi Keterampilan Membaca
Selasa, 12 Maret 2019 07:01 WIB
Makalah Alat Evaluasi Keterampilan Membaca
Dalam dunia pendidikan peran evaluasi dibutuhkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran dalam hal ini berkaitan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.Objek evaluasi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia terdiri dari kebahasaan, sastra, dan keterampilan berbahasa.Keterampilan berbahasa terdiri atas empat jenis keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan catur tunggal, tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lain.
Makalah: Sumber Dan Penyebab Kesalahan Berbahasa
Kamis, 28 Desember 2017 06:00 WIB
Makalah: Sumber Dan Penyebab Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa yang terjadi tentu memiliki sebab mengapa bisa terjadi, banyak sumber yang menyebabkan kesalahan bahasa itu terjadi, seperti seseorang yang memiliki bahasa ibu tertentu dari satu suku sangat mungkin terjadi atapun hal lain yang tanpa disadari menjadi sebab kesalahan berbahasa
Makalah: Peran Bahasa Indonesia Dalam Pembangunan Karakter
Rabu, 27 Desember 2017 14:17 WIB
Makalah: Peran Bahasa Indonesia Dalam Pembangunan Karakter
Bahasa memang memiliki andil paling besar dalam suatu komunikasi karena bahasa merupakan syarat utama untuk terjadinya komunikasi. Bahasa juga dapat menunjukan bangsa. Tingkat peradaban dan jati diri bangsa salah satunya ditunjukan oleh cara berbahasa masyarakatnya. Bahasa menunjukan cerminan pribadi seseorang dapat diidentifikasi dari perkataan yang ia ucapkan.
Makalah: Penyusunan Pengutipan dan Daftar Pustaka Menurut American Psychological Association (APA) Dalam Karya Ilmiah
Rabu, 27 Desember 2017 06:18 WIB
Makalah: Penyusunan Pengutipan dan Daftar Pustaka Menurut American Psychological Association (APA) Dalam Karya Ilmiah
Pengetahuan teori mengenai cara pengutipan dan penulisan daftar pustaka yang baik dan benar amat penting bagi mahasiswa khususnya dalam menulis Karya Tulis, Berikut ini adalah makalah yang berjudul Penyusunan Pengutipan dan Daftar Pustaka Menurut American Psychological Association (APA) Dalam Karya Ilmiah