Daftar Isi
Menciptakan individu yang unggul merupakan salah satu tujuan dari pendidikan, proses untuk membentuknya adalah dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang baik akan terwujud jika hal-hal yang terlibat didalamnya baik pula seperti pengajarar, metode yang tepat juga siswa. Proses pembelajaran saat ini umumnya terjadi dikelas, apakah dalam pendidikan formal ataupun informal seperti pelatihan dan kursus. Namun proses pembelajaran yang dilakukan di kelas memiliki keterbatasan ruang dan waktu sedangkan potensi mengajar dari para pengajar tidak tergali dengan maksimal dan tidak optimal. Sementara disisi lain siswa sebagai peserta didik juga seharusnya memiliki media baru untuk belajar, untuk berinteraksi dengan cara berbeda dengan pengajarnya. Kemampuan ekonomi yang terus membaik dan semakin mudahnya penggunaan teknologi juga harus dimanfaatkan dalam memaksimalkan proses pembelajaran.
Banyaknya tenaga pengajar yang memiliki waktu luang dan juga banyaknya tenaga pengajar yang belum memiliki kesempatan untuk membuat kelas secara fisik akan memiliki ruang baru untuk membuat sebuah kelas, selain itu ada pendapatan tambahan jika kelas yang dibuat banyak diikuti oleh peserta didik. Berbagai alasan diatas mendorong untuk menciptakan sebuah media alternatif baru dalam proses pembelajaran. Teknologi informasi adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mewujudkannya, media yang dapat memberi ruang kepada guru untuk mengajar, memberi alternatif baru untuk siswa dapat menikmati materi dan pelajaran, juga membentuk entreupreneur baru dalam teknologi akibat munculnya media baru ini yang sangat memungkinkan untuk menjadi ladang bisnis.
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008:85). Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengertian pendidikan selalu mengalami perkembangan, meskipun secara essensial tidak jauh berbeda. Ada yang mengartikan bahwa Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana, 2004:28). Proses pendidikan yaitu sebuah pembelajaran tentunya memiliki standar juga sistem.
Stimulasi pendidikan di Indonesia telah memiliki sebuah sistem. Sistem pendidikan terimplementasikan ketika seorang peserta didik memasuki tingkatan kelas ataupun jenjang pendidikan berikutnya. Di Indonesia, untuk memasuki tingkatan berikutnya bercermin pada nilai akhir atau data pengolahan nilai pada raport. Pengolahan adalah sebuah proses mengusahakan atau mengerjakan sesuatu (barang dsb) supaya menjadi lebih sempurna (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: 1988). Adapun pengertian nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai yang diartikan sebagai harga, dalam hal ini adalah suatu angka kepandaian. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: 1988).
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6). Dari beberapa penjabaran tersebut diperoleh sebuah kesimpulan sederhana dalam melakukan proses pembelajaran yaitu adanya standarisasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran di setiap lembaga pendidikan formal maupun nonformal tentunya memiliki aturan yang mendasar untuk pelaksanaanya. Tujuan bersama dalam pembelajaran adalah adanya materi atau ilmu yang tersampaikan, yaitu mampu dipahami juga diamalkan.
Terkait pembelajaran seorang guru harus memiliki kompetensi, seperti yang dinyatakan oleh Johnson: “Competency as rational performance which satisfactirily meets the objective for a desired condition” (Johnson, 1974). Menurutnya kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Sebuah pembelajaran dapat tersampaikan dengan berbagai cara juga media. Media merupakan suatu alat, sarana, atau saluran resmi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Adapun pengertian alternatif adalah pilihan diantara dua atau beberapa kemungkinan yang sedang ataupun yang akan terjadi (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: 1988).
Media alternatif merupakan suatu alat, cara atau saluran komunikasi untuk menjadi pilihan dalam proses pembelajaran. Dalam media alternatif tentunya memiliki cara komunikasi. Input komunikasi yang baik maka akan memperoleh output yang baik pula. Sebagian besar generasi muda adalah peniru ulung, baik hal positif maupun negatif (Oktarina, 421:2003). Komunikasi ini berhubungan dengan kajian kesantunan bahasa.
Kesantunan berbahasa sangat diperlukan agar pengantar media berupa komunikasi terbina dengan baik. Santun tidaknya suatu tuturan bergantung pada penutur dan mitra tuturnya karena setiap orang memiliki kriteria tertentu dalam menentukan apakah suatu tuturan itu dianggap santun atau tidak. Kriteria biasanya disesuaikan dengan kriteria yang berlaku di masyarakat. Kesantunan berbahasa secara khusus ditujukan pada pemeliharaan wajah oleh setiap yang terlibat dalam sebuah transaksi komunikasi sehingga tak ada seorangpun yang merasa wajahnya tercoreng (dikutip Aziz, 2000:4). Komunikasi di dunia nyata maupun dunia maya tentunya harus memiliki kesantunan dalam berbahasa, karena dalam proses pembelajaran atau proses pendidikan sangat erat dengan bagaimana kita mampu memberikan pendidikan karakter dari cerminan ujaran yang disampaikan oleh komunikasi lisan maupun tulisan dengan bahasa yang santun.
Menurut KBBI kelas merupakan suatu tingkat ataupun ruang tempat belajar. Sedangkan, Online adalah keadaan terhubung,terkoneksi, aktif dan siap untuk operasi, dapat berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh komputer. Gagasan baru mengenai kelas online yang alih alih dari pemanfaatan internet menjadi alternatif baru dalam mengoptimalkan pembelajaran yang belum dipahami secara baik. Kelas ini memuat bimbingan secara material terhadap siswa sebagai bahan ajar tambahan. Dilihat dari segi pengertiannya bimbingan merupakan suatu program yang disediakan sekolah untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Melalui pendidikan, pembelajaran juga pengajaran diharapkan perkembangannya jauh lebih tinggi dan lebih sesuai dengan harapan masyarakat (Sukmadinata, 234:2005).
Secara etimologis technopreneur adalah gabungan dari kata technology dan entrepreneur. Technopreneur adalah perpaduan antara pemanfaatan perkembangan Teknologi dan Konsep Technopreneur adalah trend usaha masa depan. Entrepreneur secara umum kata teknologi sering digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri, sedangkan entrepreneur sendiri dapat di definisikan sebagai sesesorang yang menciptakan bisnis atau usaha dengan keberanian untuk mengambil resiko guna mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Technopreneur adalah entrepreneur yang mengoptimalkan berbagai potensi perkembangan teknologi yang ada sebagai basis pengembangan usaha yang di jalankannya, atau dengan kata lain, technopreneur ini adalah entrepreneur modern yang berbasis pada teknologi dalam menjalankan usahanya (Rahardjo, Budi : 2008). Technopreneur selalu berusaha keras untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini (utilizing lates technology) untuk berinovasi guna meningkatkan daya saing. Kondisi itu, kita cermati misalnya pada beberapa technopreneur yang mengembangkan sektor jasa dengan memanfaatkan secara cerdas beragam kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi.
Pemanfaatan teknologi inilah yang nantinya menjadi alternatif untuk mengoptimalkan pembelajaran. Bagaimana seorang technopreneur mampu membuka wawasan dan gagasannya untuk menciptakan kreativitas dalam pembelajaran yang inovatif.
Pendidikan yang sukses dihasilkan dari berbagai proses yang didalamnya yang salah satunya adalah pembelajaran, pembelajaran yang baik dihadirkan dari baiknya pengajar, siswa, materi yang disampaikan dan juga metode pengajarannya. Terkadang, proses pembelajaran tidak maksimal padahal masih banyak upaya untuk membuat semakin maksimal.
Beberapa hal yang menyebabkan tidak maksimalnya hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
Dari pembahasan yang diuraikan dalam analisis permasalahan sebelumnya maka diperlukan pemecahan solusi atau dibangun sebuah gagasan baru supaya apa pembelajaran semakin optimal. Dalam karya tulis ini sintesis permasalahan yang dipaparkan lebih ditekankan bagaimana menciptakan alternatif pembelajaran baru yang inovatif, mencangkup lebih banyak peserta, semakin banyak kelas, semakin banyak materi yang dibuat.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan pada hasil analisis masalah dipembahasan sebelumnya antara lain:
Gambar diatas dapat menggambarkan bagaimana sistem kelas online dapat dijalankan. Dibangun dengan media web yang terpasang di jaringan internet memungkinkan untuk siswa bertemu dengan pengajar dalam media yang sama berbasis web.
Setiap siswa yang akan bergabung menjadi peserta terlebih dahulu harus melakukan pendaftaran dan setiap user baik peserta maupun pengajar akan memiliki saldo virtual yang dapat diisi ulang dengan metode yang mudah seperti transfer bank atau bekerja sama dengan penyedia pembayaran online (payment gateway).
Pengajar yang telah melakukan pendaftaran bisa membuat kelas sendiri, mengirimkan materi sendiri, jika diperlukan membuat soal untuk testing awal dan testing akhir. Selain itu pengajar juga sekaligus menentukan biaya kelasnya berapa rupiah, kelas dibuat murah misalnya Rp. 10.000 untuk setiap kelas tetapi diharapkan banyak siswa yang berbagung.
Materi dalam sebuah kelas dibuat berdasarkan sesi atau pertemuan dimana sesi awal harus dibuat gratis untuk memancing siswa mengikuti kelas yang dibuat.
Siswa yang akan mengikuti pelajaran tertentu harus memiliki saldo terlebih dahulu jika kelas yang diikutinya berbayar, namun jika pengajar membuat kelasnya gratis maka siswa bisa langsung bergabung. Setiap mengikuti kelas berbayar maka saldo siswa bersangkutan akan terpotong.
Penyelenggara kelas online akan mengambil keuntungan dari presentase yang didapat dari setiap siswa yang bergabung, nilainya bisa ditentukan atau sesuai kesepakatan dengan pengajar. Disini pengajar akan memperoleh pendapatan yang dapat dicairkan setelah dipotong komisi penyelenggara. Semakin banyak kelas yang dibuat dan diikuti oleh banyak siswa maka banyak pendapatan yang dapat diraup selain banyaknyna materi juga yang tersampaikan.
Sistem kelas online harus dapat menyajikan berbagai materi yang disiapkan oleh pengajar antara lain dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
No | Jenis Materi | Keterangan |
1 | Video | Pengajar diharapkan dapat membuat sebuah video pembelajaran baik rekaman menerangkan atau metode lainnya yang kemudian diunggah kedalam kelas online |
2 | Slide Presentasi | Pengajar juga dapat membuat slide presentasi dalam setiap sesi yang dibuat dikelas online selanjutnya diunggah |
3 | Web Minar | Media ini berbentuk siaran langsung yang dilakukan pengajar dengan memanfaatkan webcam atau kamera dan perangkat audio yang selanjutnya dipancarkan (streaming) oleh media kelas online |
Pembelajaran dapat dioptimalkan dengan membuat media alternatif pembelajaran melalui kelas online. Dengan kelas online pengajar akan memiliki media baru untuk mengajar dengan dipertemukan dengan banyak siswa tanpa batas waktu dan batas tempat, selain itu pengajar juga akan mendapatkan insentif baru dari setiap kelas yang dibuat.Siswa juga akan mendapatkan media baru sebagai alternatif untuk belajar dari banyak guru dan banyak kelas yang disajikan secara online. Disisi lain dengan peluang penyelenggaraan kelas online akan menciptakan technopreuneur baru baik penyelenggara kelas online, pembuat materi pembelajaran dan yang lainnya.
Dengan kelas online akan membentuk gudang materi dan bahan ajar yang sudah dikirimkan dari banyak guru sehingga memperkaya database keilmuan khususnya di Indonesia dan setiap pembelajaran yang dilakukan dikelas akan mendapatkan tambahan materi alternatif sehingga proses pembelajaran akan semakin optimal.
Buyens, Jim. 2001. Web Database Development. Jakarta:Elex Media Komputindo
Iskandarwassid. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Lesmana. 2012. Media Kreatif Untuk Belajar (Online). Tersedia : (http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/03/Media-kreatif-pembelajaran.html).
Martono. 2010. “Pembentukan Karakter Generasi Muda Melalui Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Idionsinkrasi Pendidikan Karakter Melalui Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:Kepel Press.
Oktarina, Santi. 2010. “Membudayakan Kesantunan Berbahasa Melalui Pendidikan: Upaya Pembentukan Sikap Generasi Muda”. Idionsinkrasi Pendidikan Karakter Melalui Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:Kepel Press
Pranowo, Panji. 2013. Cara Super Kreatif. Yogyakarta:Buku Pintar
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:Kemendiknas
Sukardjo dan Komarudin Ukim. 2012. Landasan Pendidikan. Depok:Rajagrafindo
Sukmadinata, Nana. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:Rosda
Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:Graha Ilmu
Zaki. 2014. Edukasi Via Internet (http://jayagiriedu.net/media-belajar-lewat-internet.html).