Diary Siti Salamah Azzahra

Reduplikasi: Macam-Macam Pengulangan dan Proses Pengulangan

Oleh Iis Siti Salamah Azzahra pada Rabu, 07 September 2022 06:23 WIB

1. Pendahuluan

Morfologi merupakan salah satu cabang ilmu bahasa atau linguistik yang mempelajari tentang seluk beluk kata dan perubahan kata. Menurut Ramlan (1978:19) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Dalam morfologi ada sebuah proses yang dinamakan pengulangan atau reduplikasi.

Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Lalu, meskipun reduplikasi terutama adalah masalah morfologi, masalah pembentukan kata, tetapi tampaknya ada juga reduplikasi yang menyangkut masalah fonologi, masalah sintaksis dan morfologis.

Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan Setiap kata ulang sudah tentu memiliki bentuk dasar. Kata-kata seperti sia-sia, alun-alun, mondar-mandir, compang-camping, huru-hara, dalam tinjauan deskriptif tidak dapat digolongkan kata ulang karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang. Dari deretan morfologik dapat ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil dari kata-kata tersebut. Deretan morfologik antara lain: pertemuan, penemuan, bertemu, ketemu, ditemukan, menemukan, mempertemukan dan sebagainya. Tidak semua kata ulang dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang yaitu pertama pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata, maksudnya bahwa bentuk dasar bagi kata ulang itu harus sesuai dengan golongan kata tersebut. Kedua bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa.

Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal, baik itu seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.

2. Pengertian Proses Pengulangan atau Reduplikasi

Sebelum mengetahui macam-macam pengulangan tentu kita terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami proses pengulangan. Ada beberapa pengertian reduplikasi atau  proses pengulangan menurut pakar kebahasaan yaitu:

  1. Menurut KBBI (2008:1153) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik.
  2. Menurut Hasan Alwi (2003) reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki", "sayur-mayur" dan sebagainya.
  3. Menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Contoh: rumah-rumah, berjalan-jalan, bolak-balik dan sebagainya.
  4. Menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Contoh: sakit-sakit, gerak-gerik, bermain-main dan sebagainya.
  5. Menurut Masnur Muslich (1990:48) Proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik maupun tidak. Contoh: gunung-gunung, menari-nari, gerak-gerik dan sebagainya.
  6. Menurut Harimurti Kridalaksana (2007) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan menggunakan variasi fonem maupun tidak. Contoh: lari-lari, luntang-lantung, leluhur dan sebagainya.

3. Macam-macam Pengulangan

Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, pengulangan dapat di golongkan menjadi empat golongan :

  1. Penggulangan Seluruh

Penggulangan seluruh yaitu bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinsi dengan proses pembubuhan afiks. Misalnya seperti di bawah ini:

Sepeda           : bersepeda
Buku              : buku-buku
Kebaikan       : kebaikan-kebaikan

  1. Pengulangan Sebagian

Pengulangan sebagian yaitu dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasarnya tidak diulang seluruhnya. Hampir semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks. Misalnya seperti di bawah ini:

  1. Bentuk meN-
    Mengambil    : mengambil-ambil
    Membaca       : membaca-baca
    Menjalankan  : menjalan-jalankan
  2. Bentuk di-
    Diusai            : diusai-usai
    Ditarik           : ditarik-tarik
    Dikemasi       : dikemas-kemasi
  3. Bentuk ber-
    Berjalan         : berjalan-jalan
    Bertemu         : bertemu-temu
    Bermain         : bermin-main
  4. Bentuk ter-
    Terbatuk        : terbatuk-batuk
    Terbentur       : terbentur-bentur
    Terjatuh         : terjatuh-jatuh
  5. Bentuk ber-an
    Berlarian        : berlari-larian
    Berjauhan      : berjauh-jauhan
    Berdekatan    : berdekat-dekata
  6. Bentuk –an
    Minuman       : minum-minuman
    Makanan        : makan-makanan
    Sayuran          : sayur-sayuran
  7. Bentuk ke-
    Kedua            : kedua-dua
    Ketiga            : ketiga-tiga
     
  8. Pengulangan yang Berkombinasi dengan Proses Pembubuhan Afiks

Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks maksudnya pengulangan itu terjadi bersama- sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama sama pula mendukung satu fungsi

Misalnya :
Lauk                : lauk-pauk
Ramah             : ramah-tamah
Sayur               : sayur-mayur

  1. Dwilingga Salin Suara

Kata ulang dwilingga salin suara adalah kata yang dibentuk dari pengulangan bentuk dasar yang disertai perubahan salah satu fonemnya (bisa berupa fonem vokal maupun fonem konsonan).

          Contoh:

  1. Perubahan vokal
    Gerak  = gerak-gerik
    Balik    = bolak-balik
  2. Perubahan konsonan
    Sayur   = sayur-mayur
    Cerai    = cerai-berai
  1. Dwipurwa
    Kata ulang dwipurwa yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku pertama dari bentuk dasar.

          Contoh:

Tamu-tetamu
Tangga-tetangga
Luhur-leluhur
Jaka-jejaka

  1. Kata ulang berimbuhan
    Yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan kata yang disertai penambahan inbuhan(afiks).

Contoh:

Daun         = daun-dedaunan
Ganti         = ganti-bergantian
Merah        = kemerah-merahan

  1. Kata ulang semu
    Kata ulang semu yaitu kata yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi sebenarnya bukan kata ulang sebab tidak ada dasar yang diulang.

Contoh:
Kupu-kupu
Kura-kura
Anai-anai
Rawa-rawa
Alun-alun

4. Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi

Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata ulang perumahan-perumahan dari bentuk dasar perumahan, kata ulang jalan–jalan dibentuk dasar berjalan, kata ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik. Menurut Abdul Chaer (2008:179) pembagian proses pengulangan atau reduplikasi adalah sebagai berikut:

  1. Reduplikasi Fonologis
    Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atauterhadap bentuk yang statusnya lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal. Yang termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:
    1. Kuku, dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk-bentuk tersebut bukan berasal dari ku, da, pi, cin dan si. Jadi, bentuk bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama.
    2. Foya-foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai dan ani-ani. Bentuk-bentuk memang jelas sebagai bentuk ulang, yang diulang secara utuh. Namun, bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri.
    3. Laba-laba, kupu-kupu, paru-paru, onde-onde dan rama-rama. Bentuk-bentuk ini juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan makna leksikal.
    4. Mondar-mandir, luntang lantung, lunggang-langgang, kocar-kacir dan teka-teki. Bentuk-bentuk ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan maknanya pun hanyalah makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai buku tata bahasa tradisional, bentuk-bentuk ini disebut kata ulang semu.
  2. Reduplikasi Sintaksis
    Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’. Contoh:
    1. Jauh-jauh sekali negeri yang akan kita datangi
    2. Panas-panas memang rasanya hatiku.​
       
  3. Reduplikasi Semantis
    Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat kata ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim dan ulama juga memiliki makna yang sama. Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia.
     
  4. Reduplikasi Morfologis

Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.

5. Penutup

Hasil dari pembahasan tulisan ini penyusun menemukan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Pada makalah ini penyusun juga mengemukakan beberapa pengertian dari proses pengulangan atau reduplikasi menurut beberapa para ahli kebahasaan. Pada setiap pendapat memiliki perbedaan dan pesamaan tentang pengertian reduplikasi atau proses pengulangan. Menurut KBBI (2008:1153) mengemukakan proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata. Menurut Hasan Alwi (2003) Reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsure kata dan merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Berbeda dengan Soedjito, menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Menurut Masnur Muslich (1990:48) sama dengan Soedjito bahwa proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik maupun tidak. Terakhir menurut Harimurti Kridalaksana (2007) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan menggunakan variasi fonem maupun tidak.

Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang yaitu pertama pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata,maksudnya bahwa bentuk dasar bagi kata ulang itu harus sesuai dengan golongan kata tersebut. Kedua bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Bentuk dasar bagi kata ulang penting sekali artinya bagi penentuan golongan pengulangan.

Macam-macam pengulangan antara lain: pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan dengan proses pembubuhan afiks, dwilingga salin suara, dwipurwa, kata ulang berimbuhan dan kata ulang semu. Selain itu penyusun juga menemukan pembagian dari proses pengulangan atau reduplikasi antara lain: reduplikasi fonologis, reduplikasi sintaksis, reduplikasi semantis dan reduplikasi morfologis.