Daftar Isi
Kemampuan membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam proses membaca terdapat dua komponen utama yang bekerja secara dominan, yakni (a) kerja mata untuk melihat lambang-lambang grafis, dan (b) kerja otak untuk memahami dan memaknai lambang-lambang grafis tadi menjadi sebuah informasi yang utuh dan lengkap. Kemampuan fisik berupa kemampuan mata melihat lambang, selanjutnya disebut kemampuan visual, sedangkan kemampuan psikis yang melibatkan kemampuan berpikir dan bernalar, selanjutnya disebut kemampuan kognisi (Mulyati, 2018).
Beberapa pakar pendidikan dan pengajaran membaca menyamakan istilah KEM dengan speed reading (membaca cepat). Kemampuan membaca cepat atau kecepatan membaca itu ditunjukkan oleh kemampuan membaca sejumlah kata yang dibaca dalam satuan menit (kata per menit), yakni rata-rata tempo baca untuk sejumlah kata tertentu dalam waktu tempuh baca tertentu. Penggunaan istilah KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Harjasujana ( dalam Yunus, 2010) menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon (2008) menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya mendefinisikan KEM dengan istilah yang berbeda, tetapi maksud yang disampaikan memiliki kesamaan.
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) menurut Harjasujana adalah kecepatan yang dicapai oleh pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata dibagi panjangnya waktu yang diperlukan, diperbanyak dengan persentase skor yang diperoleh. Selanjutnya, Tampubolon (2008) menyebutkan bahwa Kemampuan Efektif Membaca (KEM) adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Jadi, ada dua aspek yang dinilai dalam KEM ini, yakni kecepatan dan pemahaman isi.
KEM merupakan perpaduan dari kemampuan motorik (gerak mata) atau kemampuan visual dengan kognitif seseorang dalam membaca (Harjasujana & Mulyati, 1987). Dengan kata lain, KEM merupakan perpaduan dari rata-rata kecepatan membaca dengan ketepatan memahami isi bacaan. Dengan demikian, KEM adalah kemampuan membaca secara cepat dan tepat dengan tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi secara menyeluruh.
Sejalan dengan Nurhadi (2005) menyatakan bahwa membaca efektif artinya pendekatan kecepatan membaca harus diikuti pula oleh pendekatan pemahaman terhadap bacaan. Biasanya kecepatan dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Efektif artinya, peningkatan kecepatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis tahu tentang apa yang perlu digalinya dari bahan bacaan secara tepat, mengabaikan unsur-unsur yang kurang penting, serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan.
Seorang pembaca yang ideal bukanlah orang yang mampu membaca secara cepat dengan pemahaman yang rendah, bukan pula yang mampu memiliki pemahaman yang tinggi dengan kecepatan membaca yang rendah. Pembaca yang mampu membaca cepat dengan pemahaman rendah adalah pembaca yang sia-sia sebab apapun yang ia baca tidak bisa ia pahami. Bukankah membaca tanpa pemahaman adalah hal yang sia-sia. Ia memang mampu memahami bacaan, namun berapa lama waktu yang is perlukan untuk membaca. Terkadang ia harus membaca berulang-ulang. Dengan demikian ia telah kehilangan banyak waktu yang seharusnya dapat ia gunakan untuk membaca bacaan yang lain.
Seseorang yang dapat memahami suatu bacaan atau wacana, akan menemukan wujud skemata yang memberikan usulan yang memadai tentang suatu bacaan. Proses pemahaman suatu bacaan adalah menemukan konfigurasi skemata yang menawarkan uraian yang memadai tentang suatu bacaan. Sampai sekarang, konsep skema merupakan jalan yang paling memberikan harapan dari sudut wacana pada umumnya karena skemata merupakan bagian dari penyajian pengetahuan latar, luasnya pengetahuan, dan pengalaman pembaca.
Dalam hal ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam membaca. Usaha yang dapat dilakukan guru diantaranya (1) Dapat menolong para siswa untuk memperkaya kosakata mereka dengan jalan memperkenalkan sinonim kata-kata, antonim, imbuhan, dan menjelaskan arti suatu kata abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu mereka, (2) dapat membantu para siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan disertai latihan seperlunya, (3) dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa dengan menyuruh mereka membaca dalam hati, menghindari gerakan bibir, dan menjelaskan tujuan membaca. (Yasrul Efendi, 2008).
Berdasarkan ulasan di atas, pembaca yang efektif adalah pembaca yang mengutamakan kecepatan membaca, tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi bacaannya. Pembaca efektif adalah orang yang memahami benar seberapa cepat ia membaca dan seberapa persen ia harus memahami isi bacaan. Dengan kata lain, pembaca yang efektif adalah pembaca yang ideal dan ia adalah pembaca yang fleksibel.
Kefektifan seseorang dalam membaca ditentukan oleh beberapa faktor. Setiap orang akan memiliki kemampuan efektif membaca dengan taraf yang berbeda, bergantung pada kemampuannya menguasai faktor-faktor pokok yang menjadi penentu kemampuan membaca. Diantaranya;
Kedelapan faktor inilah yang perlu dibina dan dikembangkan hingga kita mampu memiliki kemampuan membaca pada taraf yang optimal.
Kemampuan membaca seseorang salah satunya ditentukan oleh ketepatan seorang pembaca menentukan strategi baca yang akan ia gunakan selama ia membaca. Begitu juga dengan pembaca yang fleksibel di mana mampu secara tepat menentukan kecepatan membaca yang ia gunakan untuk mencapai derajat pemahaman yang ia harapkan. Melihat konsep ini, jelaslah bahwa salah satu hal penting yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca adalah secara tepat menentukan strategi baca. Mengapa strategi membaca sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca seseorang? Berbagai strategi baca diciptakan agar pembaca mampu membaca secara tepat dan menemukan informasi secara cermat dan tepat. Semua strategi membaca pada prinsipnya merupakan panduan bagi seorang pembaca untuk fokus selama ia membaca. Selain itu, strategi membaca juga menyarankan bagi pembaca untuk memiliki tujuan baca yang jelas hingga ia akan secara optimal mencapai tujuan baca tersebut.
Secara umum, kategorisasi pembaca yang dilihat dari sudut kepemilikan KEM-nya dapat ditolokukuri dengan patokan berikut: (literature-a)
Kategori KEM | Angka KEM |
Kecepatan Rendah | Di bawah 250 kpm |
Kecepatan sedang (memadai) | 250 - 350 kpm |
Kecepatan Tinggi (efektif) | Di atas 350 kpm |
Standar KEM untuk masing-masing jenjang sekolah adalah sebagai berikut;
Jenjang Sekolah | Angka KEM |
Sekolah Dasar | 150 - 200 kpm |
Sekolah Lanjutan Pertama | 200 - 250 kpm |
Sekolah Lanjutan Atas | 250 - 300 kpm |
Perguruan Tinggi | 300 - 350 kpm |
a. Pembaca yang Efektif
Dikatakan sebagai pembaca yang efektif bila;
b. Pembaca yang tidak Efektif
Dikatakan pembaca yang tidak (kurang efektif) bila;
Abidin, Y., Mulyati, T., Yunansah, H. (2018). Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis, Sains, membaca, dan Menulis. Jakarta : Bumi Aksara
Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: CV Angkasa.
Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan efektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Yasrul efendi. (2008). “Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Menggunakan Metode Speed Reading”, dalam http://id.forums.word-press.com/to-pic-/peningkatan-kemampuan-membaca-cepat-dengan-menggunakan-metode-speed-reading,diunduh tanggal 15 Mei 2023.