Daftar Isi
Kedigdayaan sebuah bahasa merupakan representatif dari kedigdayaan sebuah negara atau sebuah bangsa. Bangsa yang kuat lebih berkecenderungan untuk dapat mempertahankan bahasanya, bahkan tidak hanya menjadi raja di wilayahnya, bahasa dari bangsa yang kuat mampu memberikan pengaruh kepada bangsa-bangsa lain di sekitarnya, pun begitu dengan bahasa daerah. Bahasa daerah yang kuat adalah wujud dari rasa cinta masyarakat pemiliknya yang merasa memiliki terhadap bahasa itu. Fungsi bahasa daerah sebagai warisan bangsa harus tetap dipertahankan dan dilestarikan, lebih khusus lagi kepada generasi milenial supaya mengenal akan sejarah bangsanya serta bangga akan kekayaan bangsa.
Bahasa dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki pengertian sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi (Depdikbud, 1999). Berdasarkan teori di atas, bahasa merupakan lambang yang mengandung bunyi, guna untuk memperjelas maksud dan tujuan masyarakat dalam berkomunikasi.
Bahasa merupakan media atau sarana komunikasi yang digunakan untuk memberikan atau menyampaikan penjelasan terhadap lawan bicara agar percakapan dapat berjalan dengan lancar. Bahasa adalah jantung di setiap komunikasi, maka dari itu bahasa harus dilestarikan dan dijaga keutuhannya. Karena dengan bahasa, manusia dapat bersosialisasi, bertukar pikiran, menyampaikan gagasan dan berinteraksi dengan mudah. Bahasa adalah elemen penting dalam kehidupan manusia. Karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan setiap manusia berupa lambang bunyi yang menghasilkan kata atau kalimat.
Menurut Murti (2015: 177) bahasa merupakan sarana manusia untuk berpikir yang merupakan sumber awal manusia memperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan, sebagai simbol sebuah pemahaman, bahasa telah memungkinkan manusia untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, dan mengantarkan dia memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian. Menurut Prasasti 2016 : 1 bahasa adalah identitas dari suatu negara sebagai alat untuk berkomunikasi. Setiap orang membutuhkan bahasa ketika berinteraksi, mengungkapkan ide dan pendapat serta hubungan sosial lainnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu kebutuhan masyarakat di suatu negara untuk berkomunikasi.
Menurut Ritonga (2012: 5) (dalam Devianty) bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pengertian bahasa itu meliputi dua bidang. Pertama, bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi itu sendiri. Bunyi itu merupakan getaran yang merangsang alat pendengaran kita. Kedua, arti atau makna, yaitu isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi terhadap hal yang kita dengar. Untuk selanjutnya, arus bunyi itu disebut dengan arus ujaran.
Menurut Hidayatullah dkk (2018: 240) generasi milenial merupakan generasi modern yang hidup di pergantian milenium. Secara bersamaan di era ini teknologi digital mulai merasuk ke segala sendi-sandi kehidupan. Generasi milenial atau yang disebut juga generasi Y ini lahir sekitar tahun 1980 sampai 2000. Jadi bisa dikatakan generasi milenial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia sekitar 15–34 tahun. Kisaran usia tersebut sesuai dengan rata-rata usia mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi yaitu sekitar 19–34 tahun.
Menurut Syamsuar dkk, (2019: 2) Generasi yang lahir di tahun 1960-70-80an, adalah generasi yang mengalami loncatan teknologi yang begitu mengejutkan di abad ini, sebagian kita pernah menikmati lampu petromax dan lampu minyak, sekaligus menikmati lampu bohlam, lampu TL, hingga LED. Generasi yang pernah menikmati riuhnya suara mesin ketik, sekaligus saat ini jari kita masih lincah menikmati keyboard dari laptop. Inilah generasi terakhir yang merekam lagu dari radio dengan tape recorder, sekaligus juga menikmati mudahnya mengunduh lagu dari gadget. Dapat disimpulkan bahwa generasi ini dengan mudah menjangkau teknologi dan dapat menikmati dengan siap saji.
Bahasa daerah merupakan bahasa yang pengucapannya di dalam suatu wilayah kecil seperti daerah dan provinsi contohnya bahasa Sunda. Bahasa sunda umumnya di ucapkan oleh penduduk Sunda di bagian Barat pulau Jawa terutama di Jawa Barat, bahasa Sunda termasuk cabang bahasa Melayu – Polinesia serta termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa sunda juga memiliki dua sistem penulisan aksara, yakni sistem modern yaitu aksara alfabet bahasa Sunda, latin, abjad Pegon dan aksara Sunda baku. Sedangkan sistem penulisan kuno ialah aksara Sunda kuno.
Bahasa Sunda termasuk dalam pendidikan muatan lokal, tetapi berdasarkan hasil pengamatan minat siswa terhadap bahasa Sunda masih kurang bahkan mahasiswa yang berasal dari Jawa Barat pun masih tidak bisa berbahasa Sunda. Kurangnya minat dalam pembelajaran bahasa Sunda menyebabkan siswa tidak antusias dalam belajar.
Untuk itu implementasi yang paling relevan untuk mengatasi sebuah masalah tersebut ialah dengan cara membuat kode QR di suatu tempat misalnya di pohon atau objek-objek tertentu dengan pemanfaatan bahasa Sunda. Selain menampilkan Teks berisi informasi yang terselubung dari QR Code tersebut, ada juga suara dan terjemahan bahasa Indonesia, tujuannya untuk memudahkan masyarakat dalam memahami informasi itu.
SmartQR merupakan program yang mengkombinasikan teknologi-teknologi umum yang ada yaitu QRCode atau Quick Response Code dan juga teknologi website yang sudah makin mudah dibuat. QRCode yang dibuat berisikan URL atau tautan yang mengarah pada laman informasi yang bisa berisi apapun, baik berupa video, gambar, audio maupun teks. Adapun gambaran program SmartQR adalah dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambaran Sederhana dari SmartQR
Dari gambar di atas dapatlah dipaparkan alur SmartQR dapat dijabarkan sebagai berikut:
SmartQR diharapkan mampu mengenalkan banyak objek, tempat maupun cerita dalam bahasa daerah khususnya bahasa sunda, hal ini selain memberikan informasi yang lebih terperinci tentang objek yang dituju, juga diharapkan dapat melestarikan bahasa sunda itu sendiri yang direpresentasikan dalam suara narasi berbahasa sunda maupun teks dalam berbahasa sunda.
Implementasi program ini juga sangat mudah dan sederhana, laman web bisa dibuat melalui laman literasiliwangi.com maupun alat-alat pembuat laman web yang gratis seperti s.id yang dibuat oleh pemerintah sebagai alat pembuat landingpage, Implementasi program ini bisa dilakukan oleh Sekolah, Desa Wisata, Pengelola Wisata, Museum dan yang lainnya dengan biaya yang sangat murah dan mudah.
Gagasan yang mendasar dari ide yang dibuat pada proposal ini adalah semangat untuk melestarikan bahasa daerah yang semakin tergerus oleh budaya asing yang masuk seiring dengan masifnya informasi global dengan memanfaatkan teknologi sederhana tetapi menarik.
Gagasan | Deskripsi Gagasan | Video |
SMART QR - Pemanfaatan QR Code untuk penguatan bahasa daerah di sekolah berbasis Cloud. | SMART QR - Pemanfaatan QRCode untuk Penguatan bahasa daerah di sekolah berbasis Cloud, dalam peran melestarikan bahasa sunda melalui QR Code yang menempel di objek-objek tertentu pada suatu tempat, bertujuan agar masyarakat dapat melestarikan bahasa daerah, terutama remaja zaman sekarang. | Video menampilkan seorang remaja yang menyukai petualangan, ia berpetualang ke kota Cimahi, lalu menemukan QR code yang menempel di objek-objek tertentu, karena penasaran remaja itu langsung meng-scan QR Code tersebut, kemudian ia diarahkan ke website Literasiliwangi atau s.id, terdapat teks bahasa sunda membahas objek tersebut, adapun terjemahan bahasa Indonesia untuk orang awam, atau masyarakat yang bukan berasal dari daerah Bandung Barat. |
Salah satu aspek kekuatan pencapaian isu SDGs adalah bahasa, kami mengambil salah satu isu keprihatinan bangsa Indonesia yaitu Bahasa Daerah. Video Gagasan Konstruktif ini bertema Bahasa Daerah, dengan judul SMART QR – Pemanfaatan QR Code untuk penguatan Bahasa Daerah di sekolah Berbasis Cloud.
Cerita ini bermula dengan seorang remaja yang suka berpetualangan, kini ia sedang menyusuri jalanan kota Cimahi, ia tertarik dengan beberapa destinasi wisata di kota tersebut, terdapat 3 destinasi wisata yang menjadi ketertarikan Tasya, diantaranya Alun-alun Cimahi, Taman Kartini, dan Wisata kuda Pakuhaji. Tasya merasa kesulitan tujuan dibangunnya tempat-tempat tersebut, pandangannya tertuju kepada QR Code yang menempel di dinding masjid agung kota Cimahi, tak menunggu waktu lama, Tasya segera memotret QR Code tersebut lalu diarahkan ke website Literasiliwangi. Terdapat teks bahasa sunda dan terjemahan bahasa Indonesia dalam pembahasan asal-usul dibangunnya masjid agung kota Cimahi, karena penasaran Tasya pun memutar ikon audio dan menampilkan suara orang yang sedang menjelaskan mengenai tempat itu. QR Code ini sangat bermanfaat bagi masyarakat awam yang belum mengetahui tentang suatu tempat yang ia kunjungi.
Syamsuar, S., & Reflianto, R. (2019). Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran BerbasisTeknologi Informasi Di Era Revolusi Industri 4.0. E-Tech :Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 6(2).
¹Desy Arisandy, ²Dekha Prima Rizkika,³Tri Disa Astika. Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi Milenial di Era Industri 4.0.
Marsudi, M. (2008).Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan.Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 1, No. 2, Hal. 176.
Murti, S. (2015).Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia Di Era Global.In Dalam Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB, Hal. 177.
Putri, N. P. (2017). Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Generasi Millennial.Widyabastra: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia, Vol. 05, No. 1, Hal. 2.
Prasasti, R. (2016). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Mahasiswa Unswagati.LOGIKA Jurnal Ilmiah Lemlit Unswagati Cirebon, 18(3), 1
Prasetyo. Teguh, dkk. (2022). Persepsi Guru Tentang Pembelajaran Bahasa Sunda Berbasis Lingkungan. Volume 1. Hal – 114.
Syamsuar, S., & Reflianto, R. (2019). Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran BerbasisTeknologi Informasi Di Era Revolusi Industri 4.0. E-Tech :Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 6(2).