Siapa kamu?

Siapa kamu?

Oleh | Kamis, 13 Agustus 2015 11:42 WIB | 2.681 Views

Aku tak mampu jujur saat kau menanyakan, siapa diriku?

Bahkan akupun belum sepenuhnya mengenal diriku.

Semesta sudah tau jalan mana yang harus ku lalui, para pemimpi yang berjiwa besar dengan kerapuhan yang sedang ditata dengan sebaik-baiknya teka teki yang terpecahkan.

Menulis. Itu yang bisa ku tuangkan dalam lembaran kosong di masaku yang terbatas.

Aku syarat dengan aturan-Nya, aku tak ingin keberkahan hilang dari jalanku. Usah kau tanyakan apa maksudku jika engkau telah menelan huruf demi huruf dalam menghabiskan waktumu.

Aku tak punya banyak waktu, jika hanya membiarkan detik ku berlalu.

Mungkin, engkau tak sama denganku, tapi percayalah kifarat dosaku yang teramanahkan padaku takan membuat diriku menjadi lemah, ia menemaniku menemui tempat dimana aku banyak bersyukur karena banyak kifarat yang “Ia” timpakan pada umatnya melebihi diriku. Sudahlah.

Aku hanya ingin bilang, tetaplah bercengkrama dengan jarimu, berilah kebermanfaatan untuk dirimu lewat apa yang bisa kau lakukan, dan ini bukan sekedar sastra tapi pertanggungjawaban terhadap dunia dan akhiratmu, salam berkarya dalam keterbatasan.

 


Baca Full Text (PDF) Diary Siti Salamah Azzahra






Sastra Lainnya
Allahku, Atur Saja Semuanya
Kamis, 05 September 2024 14:28 WIB
Allahku, Atur Saja Semuanya
Duhai Allahku.. Atur saja bagaimana baiknya
Manusia Jero Botol, Karya Gusjur Mahesa dari IKIP Siliwangi
Sabtu, 03 September 2022 07:26 WIB
Manusia Jero Botol, Karya Gusjur Mahesa dari IKIP Siliwangi
Cerita berkisar dari seorang gadis yang selalu dikekang oleh ibunya yang sering disebut Mamih, gadis itu bernama Dora. Ayah Dora sudah meninggal sejak Dora masih kecil. Dora adalah gadis dari kalangan yang berada karena dirumah ..
DIKSI
Rabu, 09 Maret 2016 10:26 WIB
DIKSI
Aku kehilangan diksi dalam bait-baitku Mungkin, telah kau sembunyikan di atas lazuardi Bagaimana bisa ku gapai kembali Sementara petang datang di teluk pantai jiwaku.. Lariku begitu kencang, hingga sesak menahanku untuk pergi,
Merindu keabadian
Minggu, 22 November 2015 21:36 WIB
Merindu keabadian
Bisakah engkau mengartikan ucap kata demi kata saat hati hidup fana. Pabila kata andai tak boleh kuucapkan Izinkan aku untuk tak memenangkan keputusasaan.