Tak ada yang dapat ku dengar, katamu yang menggemaskan
memerahkan pipiku ini,
Setiap kali ku berjumpa, memakai warna baru ada saja celotehmu berirama
hih, rasanya ingin kembali pujian itu menguliti
Kutemukan mata yang menari- nari dalam bahagia
Mengejar ngejar langkahku di atas lazuardi,
ah,
aku hanya melamun saja… lirih hatiku,
baru tersadar saat helaan nafas ke sembilan, dag dug tak menentu
oh, nyatanya hanya dalam bayang semu,
tak tau harus ku sembunyikan dimana cemburu yang keliru,
oh,
masih kusimpan apik deretan waktu, dan semuanya berlalu seiring langkahku pada-Mu
berulang, atas upaya hijarahku… yaa… upaya hijrahku untuk-Mu
“Terkadang, cemburu menjadi hal yang sangat misterius. Ia datang pada waktu yang salah dan hubungan yang keliru.”
“Terkadang, tidak ada pilihan lain untuk menghindar dari rindu yang menyakitkan, selain menjauh dan perlahan melupakan.”
Cinta. (baca cinta dengan titik)