Manusia Jero Botol, Karya Gusjur Mahesa dari IKIP Siliwangi

Manusia Jero Botol, Karya Gusjur Mahesa dari IKIP Siliwangi

Oleh | Sabtu, 03 September 2022 07:26 WIB | 1.029 Views

Cerita berkisar dari seorang gadis yang selalu dikekang oleh ibunya yang sering disebut Mamih, gadis itu bernama Dora. Ayah Dora sudah meninggal sejak Dora masih kecil. Dora adalah gadis dari kalangan yang berada karena dirumah Dora memiliki banyak pembantu dan apapun yang Dora inginkan tinggal meminta dan Dora adalah gadis yang hanya mengabiskan hari-harinya hanya di dalam kamar saja, walaupun apa saja yang Dora inginkan selalu terkabulkan tapi Dora tetep tidak boleh keluar rumah oleh ibunya karena ibu Dora melakukan hal ini karena ibunya sangat menyayangi Dora, sifat ibu Dora yang begitu overfrotektif dan selalu mengekang Dora agar tidak keluar rumah hal ini lah yang membuat Dora menjadi tertekan dan tersiksa karena sifat ibunya.

 Dora ingin seperti anak-anak lain yang bisa main keluar di luar rumah, Dora pun hanya bisa diam di dalam kamar. Di dalam kamar Dora hanya bisa berbicara dengan botol seakan-akan botol itu manusia. Dalam pembicaraan nya Dora berangan-angan bagaimana rasanya di cintai oleh seorang laki-laki dengan tulus, dan bagaimana rasanya ditembak oleh seorang laki-laki dan Dora ingin merasakan bagaiman rasanya dunia luar. Dora pun menceritakan semua ke inginan nya kepada si botol dan para pembantunya, dan akhirnya para pembantu menghasutnya dan memberikan ide bagaimana cara agar Dora bisa keluar dan merasakan dunia luar.

 Pada akhirnya Dora pun bisa kabur dari rumahnya dibantu oleh manusia-manusia yang di dalam botol itu, dengan rasa takut Dora pun memberanikan diri untuk kabur dari rumah dan Dora pun akhirnya kabur dari rumah dengan cara meloncat dari jendela kamar Dora.

Saat itu ibu Dora pun memanggi-memanggil Dora dari dalam luar kamar Dora “Dora Dora” Dora tidak menyahut panggilan ibunya karena ibunya Dora tidak mengetahui bahwa anaknya Dora kabur dari rumah. Karena di panggi-panggil tidak menyahut akhirnya ibu Dora pun memanggil bibi untuk mengecek ada tidaknya Dora di dalam kamar, akhirnya bibi mengetuk-ngetuk kamar Dora tetapi hasilnya sama saja tidak ada jawaban dari dalam kamar Dora, bibi menggira bahwa Dora pingsan atau meninggal dalam kamar dan bibi pun menangis sekencang-kencangnya di laur kamar Dora, karen mendengar tangisan bibi akhirnya ibu Dora pun datang mengampiri bibi yang sedang menangis.

Untuk memastikan keberadaan Dora bibi dan ibunya Dora pun masuk ke dalam kamar Dora dan mendapatkan Dora tidak ada di dalam kamar bibi dan ibu Dora menyadari jendela kamar Dora ternyata terbuka bibi dan ibu Dora pun menyangka kalau Dora kabur lewat jendela kamar. Bibi pun langsung membunyikan lonceng pemanggil selama tiga kali dan akhirnya pembantu yang bernama Mardi yang sering membantu Dora pun datang ke dalam kamar Dora. Ibu Dora pun hanya bisa menangis karena mengetahui bahwa anak kesayangannya pergi dari rumah, saat orang-orang rumah sibuk mencari Dora tiba-tiba Dora pun datang seorang laki-laki bermotor yang menggunakan sepeda motor, lelaki itu adalah kekasih Dora.

Saat masuk dalam kamar dengan memanjat jendela kamarnya Dora tidak menyadari bahwa di kamarnya ada sang ibu, Dora terkejut dan kaget saat ibunya memanggil namanya. Ibu Dora pun langsung membentak dan memarahi Dora karena telah pergi dari rumah tanpa sepengetahuan ibunya, ibu Dora menanyakan dari mana saja Dora dan tadi laki-laki yang mengatarkan Dora itu siapa dan Dora pun hanya menjawab teman saja dengan nada berbicara yang aga tidak sopan. Ibu Dora pun kesal atas jawaban Dora akhirnya ibunya mengampar Dora, Dora pun tersungkur ke bawah lantai dan menangis dengan memegangin pipinya dan Dora pun berkata “Mamih naha teu bisa ngarampa hate Dora”.

Koboy pun datang mengendarai motornya, si Goler berkata dalam hatinya perasaan dia mengenal laki-laki yang memakai topi koboy itu dan Goler pun mengatakan bahwa itu adalah si Asep. Si Koboy ke rumah Dora melalui Jendela rumah Dora, Koboy pun melempar seuatu ke dalam kamarnya Dora dan terkena kepala Dora, akhirnya Dora pun menyadari siapa yang telah meleparnya itu adalah si Koboy, Koboy pun mauk kedalam kamar Dora tanpa sepengetahuan ibunya. Dora dan si Koboy pun bergandengan tangan dan akhirnya berdansa. Saat sedang asik berdansa dengan si Koboy tiba-tiba ibu nya memanggil Dora, Dora pun menjadi panik dan segera lah Dora menyembunyikan si Koboy agar tidak ketahuan oleh ibunya Dora. Ternyata ibu Dora memanggil Dora hanya ingin menanyakan majalah resep.

Tiba-tiba si Koboy mengeluarkan pistol di depan Dora, Dora pun kaget Dora menanyakan kepada si Koboy untuk apa dia mengekuarkan pistol itu dan si Koboy pun menjawab pistol itu untuk Dora dan si Koboy pun menyuruh Dora untuk menyimpan pistol itu. Akhirnya si Koboy pun mengajak Dora untuk pergi dari rumah dan Dora pun pergi dari rumah tanpa sepengetahuan ibunya. Ibu Dora pun memanggil Dora di luar kamar tapi Dora tidak menjawab akhirnya ibu Dora menyuruh bibi untuk mengecek keberadaan Dora dalam kamar, saat bibi ingin membukakan pintu kamar Dora ternyata pintu kamar Dora dikunci, dan akhirnya bibi pun harus mencari kunci lain untuk membuka kamar Dora dan akhirnya kamar Dora pun bisa di buka, bibi dan ibu pun kaget saat masuk kamar Dora tidak menemukan keberadaan Dora, bibi pun memanggil pembantu-pembantunya dan para pembantunya pun berkata kepada ibu dan bibi ada apa malam2 gini memanggil, akhirnya bibi menjelaskan bahwa Dora telah kabar lagi dari rumah dan Ibu Dora pun menyuruh para pembantunya untuk mencari Dora sampai ketemu dan jangan kembali kalau Dora belum ditemukan.

Ibu Dora marah-marah kepada para pembantu dan ibu Dora pun mengusir para pembantu dari rumahnya dan para pembantunya pun pergi dari rumah. Saat kepergian Dora ibu Dora pun hanya bisa menangis di dalam kamar Dora menyesal telah membuat Dora jadi seperti ini dalam pembicaraannya ibu Dora menyebutkan bahwa ternyata Dora itu bukan anak kandungnya. Dan pembicaraan ibunya Dora akhirnya terdengar oleh bibi dan bibi pun kaget mendengarkan apa yang telah jurangannya bicarakan seperti itu, ibu Dora pun menjelaskan semua kejadian kepada bibi.

Saat ibunya sedang berbicara kepada bibi, tiba-tiba Dora datang dengan diantarkan oleh si Koboy dengan menggunakan sepsa motor milik si Koboy. Tidak menyadari di kamar ada ibunya akhirnya ibu Dora sangat marah dan langsung memarah-marahi Dora, Dora seperti ini karena kekangan yang begitu keras dari ibunya yang mengakibatkan Dora jadi seperti ini. Tiba-tiba Dora pun menyodorkan pistol kepada ibunya, pistol itu ternyata pistol yang waktu itu si Koboy berikan kepada Dora. Ibu Dora pun kaget saat Dora mengeluarkan pistol di depan ibunya dan ibunya langsung meminta-minta tolong dan akhirnya Dora menembak ibunya dan pembantunya, Dora pun langsung tertawa puas telah membunuh ibunya tanpa ada rasa menyesal sedikitpun karena telah membunuh ibunya.

Dora menyangka bahwa setelah meninggalnya ibunya dia bakalan bebas melakukan apapun yang Dora suka tanpa larangan dan kekangan dari ibunya lagi.

Amanat  dari drama ini yaitu terlalu mengekang anak . dan jangan sampe juga membuat kebebasan berlebihan kepada anak karena itu tidak baik.

Kisah Karya Gusjur Mahesa ini telah ditampilkan dalam pegelaran Apik oleh Mahasiswa IKIP Siliwangi pada tahun 2016 dan mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari insan sastra.


Baca Full Text (PDF) Diary Siti Salamah Azzahra






Sastra Lainnya
Allahku, Atur Saja Semuanya
Kamis, 05 September 2024 14:28 WIB
Allahku, Atur Saja Semuanya
Duhai Allahku.. Atur saja bagaimana baiknya
DIKSI
Rabu, 09 Maret 2016 10:26 WIB
DIKSI
Aku kehilangan diksi dalam bait-baitku Mungkin, telah kau sembunyikan di atas lazuardi Bagaimana bisa ku gapai kembali Sementara petang datang di teluk pantai jiwaku.. Lariku begitu kencang, hingga sesak menahanku untuk pergi,
Merindu keabadian
Minggu, 22 November 2015 21:36 WIB
Merindu keabadian
Bisakah engkau mengartikan ucap kata demi kata saat hati hidup fana. Pabila kata andai tak boleh kuucapkan Izinkan aku untuk tak memenangkan keputusasaan.
Saat Waktu Belum Berbilang
Senin, 12 Oktober 2015 11:55 WIB
Saat Waktu Belum Berbilang
Hai cahaya di balik jendela, Ku lihat sinarmu begitu menderang mengusik sepiku, Ku buka perlahan di balik renda gading yang tengah tua Saat itu ku buka jemariku untuk menari dengan hatiku