Mata saya setidaknya fokus sekitar sembilan menit ketika menonton video yang berjudul 62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah yang diunggah oleh akun Youtube Narasi Newsroom, saya sangat takjub, dalam hati saya berucap, mungkin inilah contoh kolaborasi antara Jurnalistik, Bahasa dan Teknologi. Sebelum lebih jauh kita membahasnya, terlebih dahulu anda coba tonton videonya berikut ini.
Sudah menonton videonya?
Hal pertama yang saya ingin ungkapkan adalah, "Inilah jurnalistik kekinian" yang tidak hanya menerima informasi matang saja dari sumber kemudian dirangkai kata dalam berita, tetapi lebih jauh dari itu, menggabungkan kemampuan teknologi terkini dengan mengambil data yang bukan hanya sekedar narasi, tapi video dari dari berbagai sumber.
Bahasa berita yang digunakan NarasiTV memang tidak akan jauh dari apa sering kita dengar dari Najwa Sihab, tapi cara bagaimana data itu dicari, di-capture, diproses dan disajikan menjadi hal yang tidak biasa bagi Jurnalistik di Indonesia, maka pantas saja baru 2 hari tayang, video ini sudah ditonton lebih dari 500 ribu orang. Padahal, video ini bukan video yang diupload oleh Youtubers dengan lebih dari 10 juta subscriber.
Dalam videonya, penggunaan teknologi sangat kental yang menguatkan narasi khas NarasiTV. Penggunaan CCTV, penggunaan sejumlah program yang berjalan pada lingkungan Command Line Interface sangat jelas terlihat seperti saat menjalankan program berbasis Artificial Intelegent (AI) dan Meachine Learning (ML) dan pastinya cara bagaimana mengedit video.
Model jurnalistik seperti ini yang menggabungkan kekuatan bahasa, kaidadah-kaidah jurnalistik, data dan teknologi sepertinya bakal menjadi trend kedepannya. Mungkin satu saat sajian khas 86 misalnya tentang kriminal akan menggabungkan teknologi juga.
Dunia memang sangat dinamis, semua bergerak cepat, memang ada impact positifnya, buruknya juga ada, bagaimana kita yang memanfaatkan.