Kuatnya Bahasa Indonesia dalam Pergaulan Internasional, Sekuat Negaranya

Kuatnya Bahasa Indonesia dalam Pergaulan Internasional, Sekuat Negaranya

Oleh | Jum'at, 29 Juli 2022 07:54 WIB | 1.276 Views

Mau tidak mau, suka tidak suka, pernyataan bahwa, kuatnya sebuah negara sangat dipengaruhi oleh kedigdayaan negara asal bahasa itu sendiri. Ibaratnya, seseorang yang suka terhadap lawan jenis, maka ia akan sekuat tenaga mempelajarinya, termasuk bahasa yang dia gunakan. Hal ini tentu bisa kita kiaskan pada bagaimana banyak komunitas negara yang membutuhkan banyak hal terhadap negara tertentu.

Amerika Serikat misalnya, ketergantungan banyak negara kepada Negeri Paman Sam ini baik dari teknologi, hiburan hingga ekonomi membuat banyak negara berusaha untuk bisa berkomunikasi dengan lancar dengan Amerika Serikat. Cara pertama dan menjadi modal dalam berkomunikasi adalah bisa berkomunikasi dengan bahasa yang dimilikinya. 

Kedigdayaan lainnya yang secara alamiah terbentuk adalah bagaimana sebuah negara memiliki knowledge tentang banyak hal, seperti kita tau knowledge tentang teknologi, ilmu termutakhirkan berkecenderungan disajikan dalam bahasa Inggris, oleh karenanya kita mau tidak mau harus bisa bahasa inggris untuk dapat memahami dan mendapat transfer dari knowledge itu.

Digdaya Indonesia, Digdaya Bahasa Indonesia

Jaman Presiden Sukarno dulu, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki "Kedigdayaan Politik", kedigdayaan ini dapat kita lihat dari peran Indonesia paska kemerdekaan dengan begitu aktif dalam pergaulan dunia dan menjadi inisiator dalam banyak event internasional dan inisiator dalam perpolitikan internasional seperti gerakan non-block, sikap-sikap Indonesia terhadap kemerdekaan negara lain, serta aktifnya tokoh-tokoh Indonesia dalam kancah politik dunia. Sebenarnya. Kedigdayaan politik saat ini pula dibangun oleh Indonesia seperti masa lampau seperti peran aktif di ASEAN, menjadi presiden G20 dan yang lainnya.

Selain kedigdayaan politik, kedigdayaan ekonomi menjadi sangat penting hari ini. Seperti kita tau, Tiongkok sebagai raksasa baru dalam bidang ekonomi bisa melakukan banyak hal, seperti "memaksa" negara yang dipinjami dananya untuk menggunakan Yuan, dan sangat mungkin suatu hari Tiongkok bisa mempengaruhi budaya negara yang menjadi sahabat dan debiturnya untuk menggunakan bahasa tiongkok.

Indonesia sudah harusnya memiliki petajalan menuju kesana, ada petajalan bagaimana bahasa Indonesia terus diperjuangkan tidak hanya dalam pergaulan internal warganya, tetapi juga dalam pergaulan internasional. Bahasa Indonesia harus memiliki kuasa, setidaknya di dalam negeri untuk banyak hal. Misalnya, negara yang "butuh" Indonesia, harus mau tidak mau belajar bahasa Indonesia. Ekspatriat yang bekerja di Indonesia wajib bisa berbahasa Indonesia. 

Maka saya pikir Kedigdayaan sebuah negara menjadi penting untuk pengembangan bahasanya masing-masing, termasuk Bahasa Indonesia.


Baca Full Text (PDF) Diary Siti Salamah Azzahra






Sudut Pandang Lainnya
Pergantian Presiden Ada Kemungkinan Ganti Menteri, Akankah Kurikulum Pendidikan Juga Berganti?
Kamis, 04 Juli 2024 21:41 WIB
Pergantian Presiden Ada Kemungkinan Ganti Menteri, Akankah Kurikulum Pendidikan Juga Berganti?
Pergantian kepemimpinan di tingkat nasional selalu membawa dinamika baru dalam pemerintahan, tidak terkecuali di Indonesia. Setiap kali presiden baru terpilih, sering kali terjadi perubahan susunan kabinet, termasuk posisi menteri-menteri strategis seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Wattpad yang Semakin Digandrungi Generasi Kini, Apa Sebabnya?
Selasa, 29 Maret 2022 08:22 WIB
Wattpad yang Semakin Digandrungi Generasi Kini, Apa Sebabnya?
Sepertinya Wattpad makin populer saja di Indonesia, platform yang dikenal di Indonesia dengan kumpulan karya cerpen maupun jenis tulisan lainnya ini saat ini menempati satu dari sekian website dan aplikasi yang banyak digunakan oleh generasi Z, kenapa ya?
Mahasiswa dan Dosen Tak Ingin Lagi Tatap Muka?
Selasa, 20 April 2021 22:28 WIB
Mahasiswa dan Dosen Tak Ingin Lagi Tatap Muka?
Mendengar kabar hasil survey Universitas Indonesia terkait perkuliahan tatap muka atau daring? hasilnya memang cukup membuat gaduh sosial media, karena bila dilihat dari keseluruhan hasil survey ternyata baik mahasiswa maupun dosen lebih suka pembelajaran daring daripada pembelajaran tatap muka. Bagaimana yah?
Jurnalistik Kekinian Ala Narasi TV
Kamis, 29 Oktober 2020 22:11 WIB
Jurnalistik Kekinian Ala Narasi TV
Mata saya setidaknya fokus sekitar sembilan menit ketika menonton video yang berjudul 62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah yang diunggah oleh akun Youtube Narasi Newsroom, saya sangat takjub, dalam hati saya berucap, mungkin inilah contoh kolaborasi antara Jurnalistik, Bahasa dan Teknologi.